Vika PoV's
Huh, makin panas lihat rio sama cewek sok cantik--viona itu. Dia fikir, dia lebih cantik dari aku? Pokoknya aku ingin merebut rio lagi dari viona, dia gak boleh terus-terusan bersama rio, karena rio itu hanya milik aku. Aku ulangi. Rio-milik-aku.
Aku mengetuk ruang kerja mas herman. Kalian sudah tahu siapa mas herman kan? Ya, dia papanya viona sekaligus suami aku. Jujur saja, kenapa sih aku bisa hamil duluan sama om-om yang lebih tua 15 tahun dari aku? Dulu tuh aku mikirnya apa sih, kenapa aku tega ninggalin rio padahal aku cinta banget sama dia.
"Siapa?" Tanya mas herman dari dalam, "aku mas." Jawabku, "oh, masuk sayang."
Aku membuka pintu cokelat itu, terlihat jelas mas herman sedang sibuk menatap laptop dan menuliskan sesuatu di bukunya.
"Kenapa sayang?" Tanya mas herman, aku memasang wajah kecut.
"Mas, masa viona mau di biarkan terus bareng rio. Aku cuma khawatir terjadi sesuatu sama viona, lagian rio itu anak ga bener mas, jadi kita harus jauh kan rio dengan viona." Ujarku, pintar bukan akting-ku?
"Hem.. yaudah, nanti mas pikirkan."
"Jangan di pikirin aja dong mas, di lakuin."
"Kalau gitu nanti mas beliin viona mobil."
Mobil?! Viona mau di beliin mobil? Apa hubungannya? Aku aja belum di belikan mobil, padahal sudah minta dari minggu lalu namun belum di belikan. Dan sekarang, anak yang baru berumur 16 tahun sudah mau di belikan mobil? Sebenarnya apa sih jalan pikiran mas herman.
"Kok di beliin mobil mas, untuk apa?" Ucapku jengkel.
"Ya buat di pakai lah sayang. Nanti kalau viona bawa mobil, dia jadi ga bareng rio lagi pulangnya." Balas mas herman.
Aku mengerucutkan bibir, "aku aja belum di beliin."
"Ya ampun. Oke deh, nanti pas ulang tahun pernikahan kita aja ya di beliinya? Kan ultah nya minggu depan tuh, sekalian rayain." Ujar mas herman. Minggu depan? Jadi aku harus nunggu minggu depan lagi? Kelamaan dong. Nyebelin ish.
"Ah, yaudah deh mas. Aku keluar dulu ya." Kataku yang mulai berjalan keluar ruangan.
Yang benar saja, kalau viona dapat mobil baru, justru dia semakin leluasa untuk pergi kemana-pun dengan mudah. Bahkan, mungkin viona bisa jalan-jalan sesuka dia dengan mobilnya. Pokoknya, aku harus cari cara baru, agar viona jauh-jauh dari rio.
Aha! Aku punya ide. Aku punya adik perempuan yang cantiknya gajauh beda dari aku, harus di manfaatkan dong? Apalagi, adik-ku ini satu sekolah dan kakak kelasnya viona. Berarti seharusnya viona takut jika di labrak oleh veronicka--itu nama adikku.
Kalian sudah kenal veronicka kan? Siapa sih yang tidak kenal adik-ku yang cantik itu? Ketua cheers yang terkenal. Siapa dulu dong kakaknya?
Veronickaaa.
Ve, besok lu labrak si anak songong itu ya.
Anak songong? Saha?
Si viona.
Loh, aya naon emngnya?
Jangan pake bahasa sunda napa. Masa cakep" pake bahasa sunda.
Masa dia di beliin mobil baru?
Gue aja yang minta duluan
Dari minggu lalu belum di kasih.
Katanya sih niatnya biar pulang nya viona ga bareng rio.
Cuma kalau menurut gue sama aja justru itu membuat viona
Semakin leluasa.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Devil Prince [Segera Terbit]
Teen Fiction"lo suka kan sama gue? mulai sekarang, kita pacaran." -Rio. gimana sih, rasanya nunggu laki-laki yang kamu suka dari kelas 1 SMP, lalu baru menembak secara terang-terangan saat kelas 1 SMA?! deg-degan tau. itulah yang aku rasakan saat ini, tapi, te...