Author PoV's.
Andra merebahkan dirinya si kasur, menghela napas kecil lalu sesekali memejamkan mata. Masih sangat teringat di otak kepala andra tentang perkataan viona saat di mobil. Andra tahu, bahwa viona tidak mencintainya, namun tak bisakan andra di beri satu kesempatan saja agar dicintai viona?
Andra mengambil ponselnya dan mengetikkan sesuatu disana. Sehabis itu, andra bangkit dan memakai jaket untuk menemui seseorang. Andra memilih untuk menaik mobil karena sudah malam. Lagi pula, andra memang tidak hobi dalam menyetir motor.
Andra pun sampai ke tempat tujuannya. Sebuah kafe tongkrongan anak muda yang berpasangan maupun tidak, suasana kafe saat itu tidak terlalu ramai. Andra mulai masuk ke dalam kafe itu dan mencari seseorang yang ingin dia temui.
Setelah mengedarkan pandangan, andra menatap ke satu arah yang sepertinya itu adalah tujuan dia. Andra pun berjalan menuju meja yang di tempati orang tersebut.
"Kenapa lo ngajak gue ketemu?" Tanya orang tersebut.
"Ini tentang viona." Andra menjawab dengan serius.
"Kenapa? Bukannya lo harusnya senang udah menangin semuanya?" Bisa kalian tebak orang yang bertemu dengan andra ini siapa?
"Justru sepertinya malah viona yang tidak bahagia. Gue salah, harusnya gue gak maksain semuanya."
"Lo telat. Kenapa baru sadar sekarang? Udahlah, lanjutin aja hubungan lo sama viona. Semoga lo bisa berhubungan baik dengan dia. Udahkan ngomongnya? Gue mau balik."
"Gue pengen lo balikan sama viona." Andra menahan punggung rio agar tidak pergi.
"Gue gak mau disangka ngerebut pacar orang, jadi mendingan lo lanjutin hubungan lo sama viona. Tapi inget, kalau lo sampai nyakitin viona, lo adalah orang pertama yang akan berurusan sama gue." Ucap rio, setelah itu dia pergi meninggalkan andra.
Andra menjatuhkan badannya pada kursi di kafe itu. Andra mengacak rambutnya gusar, bingung harus berbuaat apa. Jika hubungan nya di lanjutkan, itu akan hanya menyikiti keduanya. Karena viona harus terpaksa mencintai andra, sedangkan andra harus menerima semua kebohongan perasaan viona.
***
Viona PoV's.
Aku masih memikirkan tentang ucapanku tadi di mobil dengan andra. Aku takut andra menjadi tersinggung atau sakit hati. Tapi entah mengapa, ucapan itu benar benar spontan keluar dari bibirku. Seakan akan aku benar benar ingin mengeluarkan semua yang ada di hatiku.
Aku berniat ingin minum ke dapur, tapi tidak jadi karena aku melihat tante vika sedang bersiap-siap. Sepertinya tante vika ingin pergi, tapi kenapa dia sangat terburu-buru? Lagipula, ingin bertemu siapa malam-malam begini?
Aku pun mengambil jaket di dekat rak dan berniat ingin mengikuti tante vika pergi. Saat tante vika mulai berjalan keluar, aku pun ikut jalan keluar. Aku mengeluarkan mobil pribadiku, sedangkan tante vika menaiki taksi. Papa memang sedang lembur kerja sampai jam 4 pagi, jadi tidak akan ada yang melarangku untuk menggunakan mobil larut malam seperti ini.
Aku mengikuti taksi yang ditaiki tante vika dengan jarak cukup jauh, agar nanti ia tidak curiga. Tante vika berhenti di sebuah hotel yang lumayan tinggi dan megah. Mau apa dia? Ahh, jangan-jangan dia berniat selingkuh dengan om-om atau jangan jangan dia ingin selingkuh dengan lelaki lebih kaya dari papaku. Kalau sampai benar, tante vika akan aku blender sekarang juga.
Tante vika pun turun dari taksi, aku memakirkan mobil di seberang jalan hotel tersebut. Lalu tante vika mulai masuk ke dalam hotel di ikuti langkah ku. Tante vika menaiki lift dengan tulisan lantai 20. Berarti lantai paling atas dong? Tante vika masuk, dan aku hanya menunggu lift sebelahnya terbuka. Setelah terbuka, aku segera naik dan memencet tombol lantai 20.
Saat sampai di lantai 20, pandangan pertama yang aku lihat adalah tangga menuju atas. Masih ada lantai atas lagi kah? Dan apakah tante vika menggunakan tangga ini? Sudah pasti sih, lagipula hanya tangga ini yang ada di ruangan ini. Saat aku sampai di atas tangga ini, ternyata isinya adalah restaurant. Di atap hotel ini ternyata ada restaurant. Restaurant ini cukup ramai dan terlihat klasik.
Aku pun mencari tante vika. Dan akhirnya aku ketemu tante vika, akupun segera duduk di samping meja yang di tempati tante vika sambil menutup wajahku dengan buku menu agar tidak ketahuan.
Seseorang menghampiri tante vika, "udah nunggu lama?" Tanya seseorang itu. Aku sangat mengenali suara wanita ini.
"Enggak kok. Gece duduk" jawab tante vika.
Aku pun mengintip dari balik celah buku menu itu. Dan benar saja, aku mengenal wanita itu. Dan yang lebih aku tercengang lagi, wanita itu adalah audy.
Entah kenapa mereka bisa sangat dekat seperti itu. Dan kenapa audy dan tante vika bertemu seperti ini? Aku mencoba untuk mendengar percakapan mereka.
"Gimana rencananya?" Tanya tante vika.
"Beres! Malah nih ya, viona udah jadian sama andra." Jawab audy.
"Berarti gak sia-sia gue nyuruh veronicka buat labrak viona plus nyuruh lo buat panas-panasin viona agar gak deket sama rio."
"Iya dong. Lagian tuh viona bego banget ya, mau aja gue kibulin. Lagipula, siapa juga yang mau sahabatan sama dia? Idih geli gue. Rencana gue buat pura-pura marah sama dia berhasil juga."
"Eittsss... itu bukan rencana lo doang, tapi gue juga."
"Iya-iya kak vika... tapi lo serius kan bakal bantuin gue buat jadian sama rio? Lo gak cemburu gitu?"
Tunggu. Audy bilang kalau tante vika bakal bantuin dia buat jadian sama kak rio? Maksudnya apa? Jadi selama ini, semuanya rencana mereka berdua? Kenapa audy jadi begini? Aku benar benar tidak menyangka.
"Ya gak bakal lah. Gue kan udah punya suami, yang penting asalkan rio gak jadian sama viona, gue lebih ikhlas rio sama lo." Ucap tante vika.
"Haha, kita perempuan yang pintar" mereka berdua pun bertos ria.
Aku baru sadar, ternyata istilah teman makan teman itu nyata.
***
Waduh waduh, gimana tuh ya jadinya?
Ayok vote dan komen kritik dan saran agar author tambah semangat buat up!
Follow IG author :
@/mutiara1210
Role player :
@/vionachintyaa
@/rio_gahardian
@/andra.satrio
@/audyoelita
@/feli_nathalia
@/fitoaldano_
@/veronicka.ashley
@/vika.ashley
KAMU SEDANG MEMBACA
My Devil Prince [Segera Terbit]
Teen Fiction"lo suka kan sama gue? mulai sekarang, kita pacaran." -Rio. gimana sih, rasanya nunggu laki-laki yang kamu suka dari kelas 1 SMP, lalu baru menembak secara terang-terangan saat kelas 1 SMA?! deg-degan tau. itulah yang aku rasakan saat ini, tapi, te...