14. sakit hati.

5.8K 276 2
                                    

Vote dulu sebelum baca,

Happy reading.

***

AKU di tarik kak rio sampai ke halaman belakang sekolah, entah apa yang ingin dia katakan, aku tak bisa menebaknya. Kak rio melepaskan cengkramannya dan beralih menatap mataku dengan sorot tajam.

"Gue nyuruh lo apa?" Tanya kak rio dengan serius.

"Apa?" aku berbalik tanya, karena aku tidak tahu apa yang dia suruh.

"lo kemana, di saat gue butuh tugas ngerangkum fisika? Lo sengaja, pengen gue di hukum sama bu lastri?" Cecar kak rio, aku menunjukkan ekspresi sangat kaget.

ya ampun, aku lupa. Seharusnya aku mengasih tugas fisika kak rio terlebih dahulu, tapi karena lupa, kak rio menjadi kena hukuman. Bagaimana sih aku ini.

"Maaf kak--"

"Maaf-maaf. Dari kita pacaran, lo bisanya cuma nyebutin kata itu doang saat ngelakuin kesalahan. Lo tahu, seberapa malunya gue saatt di hukum jewer kuping di depan kelas sambil melet dan di tonton banyak orang? Gue malu. Reputasi gue jadi murid terbaik tahun ini berantakan cuma gara-gara lo." Kak rio berkelakar, "Selama gue hidup, gak pernah ada sejarahnya gue ga ngerjain tugas. Dan gue dapat nilai merah cuma gara-gara lo. Lo sengaja bikin gue di hukum?"

"Nggak kak, sumpah, aku ga bermaksud kayak gitu. Aku lupa--"

"Alasan. Lo tahu, orang yang paling gue benci di dunia?" Kak rio memberi jeda, "orang yang udah gue percaya, tapi malah menghancurkan kepercayaan itu. Dan lo orang kedua yang melakukan itu."

"Jadi, kak rio benci aku?" Tanyaku dengan suara sedikit bergetar.

"Kayaknya lo sama gue emang ga bisa sejalan, Vi."

"Maksud kak rio apa?"

"Lo ngerasa jadi beban kan pacaran sama gue? Lebih baik, kita akhirin saja."

"Maksud kak rio?"

"Hubungan kita sampai sini aja."

Deg!

Jadi.. maksud kak rio itu, dia putusin aku?

Aku mengeluarkan setitik air mata yang mengalir ke pelupuk pipiku, aku mengigit bibir bawahku seakan tidak percaya apa yang di ucapkan kak rio.

"Kak rio.. bencanda kan sama aku?" Tanyaku sambil menangis.

"Gue ga pernah bercanda dalam bicara." Setelah itu kak rio pergi meninggalkan aku yang menangis disini.

Aku mengejar kak rio, aku tidak ingin kak rio meninggalkan ku begitu saja. Kak rio orang yang selama ini aku perjuangkan, dan tidak mungkin aku lepas begitu saja dengan mudah.

"Kak.. kak rio, tunggu.. kak," aku mengejar kak rio sambil menangis, kini aku sudah sampai di lorong sekolah yang di padati murid.

Semua pasang mata murid di sepanjang lorong melihat ke arahku, aku tidak perduli dengan segala bisikan mereka tentangku, yang jelas, aku ingin mengejar kak rio sekarang juga.

My Devil Prince [Segera Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang