Di play dulu lagunya biar enak.
Vote sebelum baca, biar ga lupa.
Happy reading
----
Rio menuangkan air putih pada gelas di tangannya. Sekarang, rio sedang berada di rumah Fito. Setelah itu, rio duduk kembali di sebelah fito. Wajah rio terlihat murung dan pusing, rio benar-benar merasa bersalah atas perlakuannya. Fito selaku sahabat rio hanya bisa menatap sambil menggelengkan kepala.
"Kenapa lo ga jujur sama gue, to?" Tanya Rio kepada fito.
"Gue cuma takut lo khawatir. Dan benar aja, viona hilang, lo sampe kayak orang setres gini." Balas fito, rio menghela napas kecil, "tapi gak bohong juga sama gue."
"Viona belum ada kabar?" Tanya fito mengalihkan pembicaraan.
Rio diam beberapa saat sebelum menjawab, "belum. Dari pagi gue cari, gak ada sedikit pun informasi tentang dia."
"Gue ngerti kok yo, gue yakin viona pasti ketemu."
"Semoga aja."
--oO0Oo--
"Yaodah to, gue jalan dulu." Paginya rio langsung pamit dari rumah fito untuk kembali mencari viona.
"Hati-hati yo." Jawab fito.
Rio mulai menjalankan motornya dengan kecepatan normal, rio melirik kanan-kiri agar dapat melihat tanda-tanda adanya viona. Tapi di sepanjang jalan yang di lewati rio, viona belum terlihat sedikitpun. Rio tanpa sengaja melewati pemakaman kuburan, hari ini sangat cerah dan cukup panas. Hal itu membuat rio merasa haus dan ingin mampir sebentar di tukang minuman yang berada di pinggir makam tersebut.
Rio menepikan motornya, lalu mematikan mesin dan membuka helm yang terpasang di kepalanya.
"Pak, Teh sisri gula batu satu ya." Ucap rio kepada penjual minuman itu.
"Iya dek" penjual itupun melaksanakan perintah pesanan rio.
Rio melamun sambil memperhatikkan ke arah makam kuburan, di dalam hatinya mengatakan kuburan apa seremnya? Rio sebenarnya tidakk tahu kalau kuburan pada malam hari jauh lebih seram dari pada siang hari. Karena rio melihatnya pada siang hari, maka dari itu dia merasa tidak seram.
Tunggu.
Rio memicingkan mata kepada satu arah yang menjadi pusat perhatiannya, seorang perempuan sedang berjongkok di pinggir kuburan, sambil membelakangi rio. Rio tidak bisa melihat perempuan itu sepenuhnya, karena jarak cukup jauh dan juga posisi perempuan itu.
"Dek, ini minumannya." Penjual itu membuyarkan pandangan rio tentang perempuan tersebut, "iya pak, ini uangnya." Rio menyodorkan uang tersebut, "makasih dek."
Rio merasa bahwa perempuan itu tidak asing baginya, karena rasa penasaran rio begitu besar, akhirnya rio bangkit dari duduknya di penjual minuman itu dan menghampiri perempuan yang masih di posisinya. Rio berjalan semakin mendekat, semakin jelas suara perempuan itu. Suara yang rio kenali.
"Selamat ulang tahun mama, maaf ya viona cuma bisa hadiah-in baca yasin sama bunga. Mama apa kabar, baik-baik kan di sana?"
Deg!
Tidak salah lagi, itu suara viona. Rio terkejut dan merasa tersentuh hatinya ketika mengetahui makam yang di datangi viona adalah makam ibu kandungnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Devil Prince [Segera Terbit]
Genç Kurgu"lo suka kan sama gue? mulai sekarang, kita pacaran." -Rio. gimana sih, rasanya nunggu laki-laki yang kamu suka dari kelas 1 SMP, lalu baru menembak secara terang-terangan saat kelas 1 SMA?! deg-degan tau. itulah yang aku rasakan saat ini, tapi, te...