Audy berjalan dengan cepat melewati kerumunan siswa dan siswi yang sedang berjalan pulang, viona sudah izin pulang duluan. Sekarang, hal yang ingin di lakukan oleh audy adalah memaki pria brengsek baginya yaitu Rio. Audy mencari ke sana dan kemari keberadaan Rio, di parkiran, audy juga celingak-celinguk melihat ke kanan-kiri.
Audy pun menemukan Rio yang sedang memakai jaketnya di dekat motor, dengan langkah tergesa-gesa audy berjalan menghampiri rio yang mulai memakai helmnya.
"Eh, lo! Jangan pergi dulu." Sergah audy di samping rio, rio membuka helmnya dan mengerutkan kening.
"Siapa?"
"Gue audy, sahabatnya viona.. !" Balas audy dengan ketus.
"Oh." Seakan tidak tertarik, rio memakai helmnya lagi, tapi usaha memakai helmnya itu gagal karena audy merebut paksa helm di tangan rio.
"Balikin." Kata rio dengan datar, sedangkan audy kini menatap rio dengan tajam.
"Mending lo putus sama viona. Berhenti buat interaksi sama dia.. ! Ngerti lo?!" Perintah audy.
Rio langsung diam, dan mengerutkan dahi. Apa maksud perkataan audy tersebut?
"Maksud lo apa?" Tanya rio yang mulai serius dengan pembicaraan ini.
"Gue minta, lo ninggalin viona! Lo itu pacaran sama viona cuma manfaatin dia kan? Lo cuma nganggep di babu lo kan? Pikir dong lo.. ! Viona selalu lo suruh-suruh, dia sampai sakit dan telat makan cuma gara gara lo. Dan tega-teganya lo bilang sama orang, kalau hubungan lo sama viona cuma teman biasa?! Pikirin dong perasaan viona! Dasar cowok brengsek! Viona denger semua omongan lo, dia nangis di taman belakang sekolah bareng gue. Dan yang bikin gue benci, dia itu ngabisin air matanya, cuma buat laki-laki brengsek kayak lo." Ujar audy dengan panjang kali lebar. Audy juga mengatakan itu dengan penuh emosi.
"Lo salah sangka. Gue--"
"Masih mau ngelak? Emang ya.. cowok itu sama aja.. ! Mikirin dirinya sendiri. Egois. Pokoknya lo harus minta maaf sama viona, habis itu lo tinggalin dia." Sehabis mengatakan itu, audy meninggalkan rio yang sedang mematung di parkiran sekolah.
Audy rasa, audy sudah cukup memaki dan mencurahkan kekesalannya terhadap rio. Audy juga merasa cukup mengatakan itu, dan semoga saja rio menuruti perintahnya. Semua hal yang di lakukan audy ini wajar, ia hanya menginginkan kebahagiaan untuk sahabatnya. Audy tidak mau viona sakit, audy tidak mau viona bersedih. Bagaimana pun, se-nyebelin apapun viona, ia tetap sahabat bagi audy.
Walaupun mereka sering bertengkar, beda pendapat, dan berbeda sifat. Tapi, disaat viona tersakiti, audy lah orang pertama yang akan maju untuk memaki siapapun yang menyakiti viona. Mungkin audy memang terlalu mencampuri urusan orang lain, tapi itulah dirinya. Itulah sifat asli audy. Audy tidak akan tinggal diam ketika melihat sahabatnya di sakiti.
Bukankah itu peran seorang sahabat?
-oO0Oo-
Aku menangis di dalam kamar, aku tiduran di kasur dengan guling yang menjadi tumpu penahan kepalaku. Aku tidak memperdulikkan tante Vika yang sedari tadi menyuruhku makan, yang aku rasakan adalah rasa sesak dan sakit di dada ini.
Apa ini rasanya jatuh cinta?
Apa ini rasanya pacaran?
Ini semua pilihanku. Pilihan yang sudah aku pilih, sudah pasti aku harus menerima segala sesuatu yang akan terjadi. Mau itu menyakitkan atau bahagia, yang jelas itu pilihanku. Aku mendengar ada suara notice pesan line di ponsel sebelahku, lalu aku membukanya. Saatt membuka, mataku melebar dan tubuhku spontan langsung bangkit.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Devil Prince [Segera Terbit]
Teen Fiction"lo suka kan sama gue? mulai sekarang, kita pacaran." -Rio. gimana sih, rasanya nunggu laki-laki yang kamu suka dari kelas 1 SMP, lalu baru menembak secara terang-terangan saat kelas 1 SMA?! deg-degan tau. itulah yang aku rasakan saat ini, tapi, te...