Tinggal satu hari lagi menjelang operasi yang akan di hadapi viona. Dan tinggal dua hari lagi viona akan berulang tahun. Otomatis, jika viona selamat dalam operasinya, dia akan merayakan ulang tahun bersama orang yang disayanginya.
Pagi ini rio sedang di rumahnya, dia akan menjenguk dan menjaga viona saat siang. Dia akan bergantian menginap dengan andra. Rio sedang sarapan di meja makan, dan tiba tiba risa datang dan menyambar roti di tangan rio.
"Eh, itu roti gue." Kata rio sepontan ketika rotinya direbut begitu saja.
"Yaelah bang.. tinggal bikin lagi kan." Balas risa dengan cuek, "ngomong-ngomong, gimana keadaan viona bang? Hari ini lo jenguk dia kan? Gue ikut dong!"
"Bukannya gue larang atau gimana, tapi lo harus belajar, besok ulangan kan?" Ucap rio seraya mengoleskan selai roti.
"Iya sih.. tapi viona udah dua mingguan lebih di rumah sakit, masa gue belum nengokin.." kata risa sambil memanyunkan bibirnya, "pokoknya gue ikut ya bang..."
"Masih ada hari lain kan? Udah lah.. gausah di paksain risa."
"Ih! Tapi risa mau ikut bang!"
"Gak ada acara ikut!"
"Eh-eh gak ada acara ikut apaan nih maksudnya?" Tiba tiba suara perempuan yang tak asing datang menyambar percakapan kedua saudara itu.
"MAMA?!" risa melotot dan segera bangkit lalu memeluk erat ibunya itu.
"Akhirnya mama pulang! Risa kangen tau mah.." ucap risa sambil bergelayut manja di pundak ibunya.
"Mama juga kangen... kalian lagi ngomongin apa nih? Siapa yang ga boleh ikut? Ikut kemana?" Tanya ibunya.
"Itu mah.. kan viona lagi di rumah sakit.. masa aku gak boleh ikut jenguk sama abang." Kata risa dengan wajah sok imutnya.
"Bukannya rio ngelarang mah.. tapi risa itu nilainya turun, dia besok ulangan, jadi abang mau nya dia belajar." Balas rio.
Risa mendapat tatapan tajam dari ibunya, "ih! Bang rio mah lemes!"
"Bener nilai kamu turun risa?" Tanya ibunya, risa mengangguk, "besok kamu ulangan? Gapapa sih kalau kamu mau ikut jenguk. Tapi syaratnya ulangan besok nilainya harus naik lagi! Janji?"
"Janji mah! Tuh bang dengerkan kata mama?"
"Iya gue denger. Dasar cerewet."
¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤
Kring... kring.. tenonet..
Sebuah suara ponsel berdering di nakas. Feli terbangun dari tidur cantiknya, lalu segera mungkin melihat siapa yang meneleponnya pagi pagi.
Audy Called. . .
Itulah nama yang tertera di layar ponsel feli. Feli pun mengangkat panggilan itu sambil mengusap usap matanya yang masih mengantuk.
"Apa sih audy?" Tanya feli ketika mengangkat panggilannya.
"Feli.. jam 11 lo harus kerumah gue pokoknya!"
"Kerumah lo, ngapain?"
"Et deh.. lo lupa ya? Kan dua hari lagi viona ulang tahun! Kita harus nyiapin sesuatu dong buat dia."
Seketika feli terdiam. Feli meneguk ludahnya dengan susah payah. Yang feli takutkan adalah, ketika viona tidak selamat dari operasinya, lalu apa yang akan dia katakan ke audy tentang rencana yang sudah ia buat?
"Feli! Kok lu diem aja sih?"
"Hah? Harus banget ya? Gue ngantuk nih.."
"Pokoknya gak mau tahu! Lo harus ke rumah gue jam 11!"
KAMU SEDANG MEMBACA
My Devil Prince [Segera Terbit]
Teen Fiction"lo suka kan sama gue? mulai sekarang, kita pacaran." -Rio. gimana sih, rasanya nunggu laki-laki yang kamu suka dari kelas 1 SMP, lalu baru menembak secara terang-terangan saat kelas 1 SMA?! deg-degan tau. itulah yang aku rasakan saat ini, tapi, te...