EPILOG. [1]

6.6K 177 10
                                    

"viona.. udah gak ada.." ucap andra dengan lirih.

"udah gak ada? maksud lo viona udah pulang..?" jawab rio berusaha untuk tidak berfikiran buruk.

"bukan.. yo.. gue tahu lo kuat, tapi tolong.. viona udah gak ada.. dia udah meninggal." kata andra dengan yakin, air mata andra sudah tidak bisa di tahan lagi. sekuat-kuatnya laki laki, ia akan tetap menangis apabila seseorang yang disayanginya telah pergi.

rio tersenyum kecut, "becanda lo gak lucu ndra.. viona di dalem kan?" rio masuk ke dalam kamar rawat viona dengan sangat yakin. rio tidak perduli dengan segala panggilan andra.

rio memasuki ruang rawat viona. kini tak ada suara mesin rumah sakit lagi, ruangan itu menjadi hening. rio mendekati kasur yang di tempati viona, rio membuka selimut yang menutupi wajah viona. terlihat wajah viona sangat pucat, tidak ada lagi detak jantung dan napas.

rio menyingkirkan sehelai rambutnya viona yang menutupi sebagian wajahnya, di tataplah wajah viona yang sangat pucat itu. rio tidak bergeming, tubuhnya tiba tiba kaku menatap viona. Rio mengambil sesuatu di kantung jaketnya, dikeluarkan lah sekotak merah dari dalam jaketnya.

lalu rio juga memberikan sebuket bunga mawar kepada viona, rio mendekatkan mulutnya ke telinga viona, "happy birthday vi..." bisik rio dengan lirih, suaranya bergetar, tak lama rio meneteskan air matanya.

rio meletakkan bunganya di atas badan viona, lalu rio membuka kotak berwarna merah yang ia bawa. di dalamnya adalah sebuah gelang berwarna putih bening dengan hiasan berkilauan putih menghiasi gelang tersebut. rio mengambil tangan viona, terasa sekali bahwa tangan viona sangat dingin. di pakaikan lah gelang itu di pergelengan tangan viona.
"suka gak sama hadiahnya? aku beli harus rela ngantri sama ibu ibu.. bahkan hampir aja gelang ini udah habis. tapi untung aku keburu.." ucap rio dengan suara bergetar, tapi rio masih berusaha tersenyum walaupun hatinya sangat sesak.

😊😊😊

"Fel.. kok viona belum pulang sih. ini udah jam setengah delapan loh." ucap audy yang masih berada di rumah viona.

"mungkin viona lagi makan dulu kali sama keluarganya, kita tunggu aja dulu." jawab feli berusaha membuat audy tenang.

tak lama, ponsel feli berbunyi. feli melihat siapa nama yang meneleponnya. ternyata orang itu adalah andra.

"angkat, siapa tau kabar viona" ucap audy. feli pun mengiayakan dan segera mengangkat panggilan itu.

"kenapa andra?"

"....."

"lo.. serius?"

"....."

feli menjatuhkan ponselnya ke lantai, tubuh feli melemas. audy yang melihat itu langsung khawatir dan penasaran.

"kenapa fel?" tanya audy. feli belum bergeming, dirinya masih terdiam. ponsel feli terjatuh kelantai sehingga memberikan sedikit keretakan pada layar ponselnya.

feli menatap audy dengan dalam. feli memegang kedua pundak audy berusaha untuk membuat dia tenang. feli menarik napas dalam dalam, feli menahan air mata yang mulai terbenung di kelopak matanya.

"lo harus kuat dy.." kata feli dengan lirih.

"kuat apaan sih? viona mau otw ke sini kan, iyakan?" jawab audy dengan semangat.

My Devil Prince [Segera Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang