Viona PoV's
"Lo nonjok kak rio?" Tanyaku, andra menatapku beberapa detik setelah itu ia mengalihkan wajahnya ke depan.
"Kenapa diam?" Tanyaku lagi, lama-lama aku lebih cenderung mirip hakim yang lagi nanya kepada tersangka.
"Lo gajauh beda sama cowok yang cuma ngandalin emosinya." Ucapku, "gue fikir lo beda dra, gue kira lo bisa nahan emosi dan menyelesaikan masalah dengan tenang. Tapi ternyata gue salah."
"Viona.. gue.. " balas andra dengan tidak yakin, "kenapa? Jawab dra." Kataku.
"Gue ngelakuin itu karena ngeliat rio jalan sama cewek lain, sementara lo hilang dia malah asik-asikan sama cewe barunya." Ujar andra, "gue cuma gak mau lo salah mencintai orang."
"Cewek? Cewek baru?" Aku mengerutkan dahi, sedangkan andra menjawab dengan anggukan mantap, "apa lo tahu cewek yang kak rio bawa itu siapa?"
"Pacar barunya kan?"
"Lo salah dra. Dia risa."
"Risa? Jadi lo udah kenal sama pacar--"
"Dia bukan pacar kak rio. Tapi dia adiknya." Potongku.
Andra melebarkan matanya dan mengerem mendadak, "adik?"
"Andra! Kalau sampai jantung gue copot gimana?!" Gumam ku seraya mengelus dada.
"Adik? Rio punya adik?" Tanya andra, aku mengangguk, "iya. Kenapa? Baru tahu?"
"Lo serius? Berarti gue.. "
"Iya, lo salah besar udah nonjok kak rio gitu aja."
"Tapi tetep aja rio ga panik saat lo hilang."
"Kata siapa? Kak rio nyariin gue berhari-hari, dia sampai gak pulang 2 hari karena nyari gue. Dia benar-benar ngerasa nyesel telah melakukan itu ke gue. Dra, gue gak suka lo yang asal omong, tapi lo gak tahu kejadian sebenarnya." Aku berkelakar.
"Lo tahu dari mana? Jelas-jelas lo ga menyaksikan sendiri." Kata andra yang terus berusaha membela dirinya yang jelas salah.
"Gue tahu fakta itu dari saksi adiknya kak rio sendiri. Kemarin.. "
#Flashback. Mode-on#
Waktu kemarin saat aku masak makan siang untuk kak rio, aku sempat berbicara dengan risa di kamarnya.
"Lo kemana aja? Karena abang gue ya?" Tanya risa yang sepertinya ikut merasa bersalah, "enggak kok. Mungkin kalaau soal abang lo, iya." Jawabku.
"Maafin abang gue ya, Vi. Abang gue bener-bener sibuk nyariin lo selama 2 hari, sampai dia gak pulang." Ujar risa, aku membelalakkan mata.
"Sampai segitunya?" Ucapku. Risa mengangguk, "dia benar-benar ngerasa bersalah sama lo. Bang rio khawatir banget sama lo."
Aku hanya mengangguk, tak tahu harus menjawab apa. Jujur, hatiku sangat senang ketika tahu kak rio meng-khawatirkan aku. Padahal kak rio itu orang yang jutek, dingin, dan cuek, tapi di balik itu semua ternyata dia punya sifat khawatir.
Aku baru ingat tentang luka di ujung bibir kak rio, dan luka lebam di pipinya, "katanya kak rio di tonjok andra ya? Tumben banget dia komen di instagram gue. Lagi pula, tadi gue lihat muka kak rio ada luka lebam."
Risa menyengir, "yang komen itu gue. Waktu tadi siang pas lo masak sama mama, gue itu diam-diam ngebajak hp bang rio, buat komen di instagram lo. Niat gue sih, pengen ngasih tahu secara tidak langsung sama lo. Dan ingin menjelaskan sesuatu."
"Sesuatu? Terus apa penyebab andra nonjok kak rio? Gamungkin dong andra main mukul gitu aja." Balasku.
"Sebenarnya sih, intinya itu salah paham. Andra itu ngiranya gue itu pacar baru bang rio. Karena posisinya waktu itu gue sama bang rio lagi beli makan di restaurant, nah tiba-tiba andra dateng langsung nonjok bang rio. Terus, bang rio juga udah jujur kok kalau dia gak tahu sama sekali tentang kabar lo hilang. Hpnya bener-bener lagi rusak saat itu. Bang rio aja baru tahu dari andra pas dia mukul di depan restaurant, habis itu bang rio bener-bener langsung panik dan mulai mencari lo." Jelas risa.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Devil Prince [Segera Terbit]
Teen Fiction"lo suka kan sama gue? mulai sekarang, kita pacaran." -Rio. gimana sih, rasanya nunggu laki-laki yang kamu suka dari kelas 1 SMP, lalu baru menembak secara terang-terangan saat kelas 1 SMA?! deg-degan tau. itulah yang aku rasakan saat ini, tapi, te...