***
Sesampainya di kafe...
Aku merasa diabaikan oleh Zayn. Kau lihat saja dari wajahnya yang sok keren dan tampan yang kenyataannya tidak sama sekali.
Mungkin dia merasa terlalu keren sehingga aku tidak dianggapnya disini sama sekali.
Aku merasa bosan. Hingga aku harus mengambil ponselku didalam tas selempang kecilku. Aku berjalan mengikuti Zayn dengan tak saksama.
BRUK
"Hey!"
Spontan aku langsung berteriak kepada orang yang baru saja menabrakku. Aku hampir saja terlempar karena badannya yang terlalu besar menurutku.
Aku mengambil ponselku yang terjatuh ke lantai. Aku merasa kesal dan mengendus didepannya.
Tetapi ketika aku mengangkat wajahku keatas untuk melihatnya...
"Harry???"
"Alice??? Oh, maafkan aku sudah menabrakmu dan membuat ponselmu terjatuh. Mungkin jika ponselmu rusak aku akan menggantikannya nanti."
"Kau terlalu baik, Harry. Ponselku tak lecet sedikitpun jadi tenang saja. Lagipula salahku yang berjalan tak saksama. Ya, ya, ya salahku."
Tak lama kemudian, Harry tertawa.
"Apa yang salah?"
Tanyaku.
"Hahaha, tidak tidak. Kau sangat lucu."
Author's POV
Zayn yang merasa terganggu pun mendongak ke belakang. Zayn mendapati Harry, sahabatnya dengan Alice sedang berbincang.
"Hey, Harry."
"Zayn?"
"Dimana yang lain?"
"Di taman belakang kafe. Meja nomor 24."
Zayn pun dengan bodohnya berbalik badan dan menuju ke meja nomor 24 dan meninggalkan Harry dan Alice berdua.
Alice's POV
"Jadi?"
"Ayo ikut denganku."
Harry membawaku ke taman belakang untuk bertemu sahabat sahabatnya. Lebih tepatnya sahabat sahabat Zayn juga.
"Hey, guys. Ini temanku, Alice."
"Hey, Alice!"
Ketiga lelaki itu menyapaku kecuali Zayn yang sibuk dengan ponselnya.
Ya ya ya.
Walau aku tahu bahwa Zayn sudah cukup mengenaliku tapi tak bisakah ia menghormati orang lain?
"Hey, guys! Senang bertemu dengan kalian."
Aku membalas sapaan ketiga lelaki itu. Aku tersenyum kecut melihat Zayn yang tak mengubah tatapan ataupun posisinya sedikitpun.
Kami berbincang bincang satu sama lain.
Niall, berambut pirang, suka makan, tidak bisa diam, dan suka menghibur orang.
Liam, kalau sedang berbicara sangat cepat, bijak, serius, but funny.
Louis, yang paling lucu diantara lain, mulutnya tak bisa diam, suka mengatakan lelucon.
*****
Penasaran banget?
Tunggu kelanjutnya!
Btw comment dong guys kalo kalian sukaaa hehe:-) dan maaf bangetbanget part ini pendekk. Serius lagi miskin ide.
Read? Vote please. Thank youuuuu!
KAMU SEDANG MEMBACA
Fight The Pain [Editing]
FanfictionSesuatu telah merubah kehidupan Alice. Awalnya ia hanyalah gadis biasa yang gemar menonton acara di balik layar tv. Namun setelah kepindahan dengan Ayahnya ke Bradford dan tinggal satu atap dengan keluarga Malik, kehidupannya seakan-akan berputar di...