***
"Zayn!" Panggilnya sekali lagi. Aku pun berjalan menghampirinya dengan cepat.
"Ada apa?" Tanyaku.
"Kau dipanggil mom Trisha." Aku sedikit kecewa karena itu bukan tentang dirinya. Aku mengangguk dan menghampiri mom.
Alice's POV:
Aku mengambil ponselku, ini sudah menunjukkan pukul 5.15 di sore hari. Harry harus segera memulai acaranya.
"Harry!" Aku menunjuk jam di ponselku menandakan Harry harus segera memulai acaranya. Tamu tamu pun sudah pada berdatangan.
"Baik semuanya! Acaranya akan segera di mulai."
Harry sesekalinya melirik kepadaku dan tersenyum. Aku suka melihatnya tersenyum dengan lesung pipitnya.
Mom Anne disertai keluarga Zayn berjalan ke taman belakang dengan didampingi kue besar dibelakangnya. Kira kira setinggi satu meter.
Harry's POV:
Mom memberi kode kepadaku untuk segera menghampirinya dan kue besar ulang tahunku. Aku pun menurutinya.
Semua orang yang datang mulai menyanyikanku lagu 'Happy Birthday'. Sampai akhirnya mereka berteriak agar aku segera memotong kuenya. Mom memberiku pisau, dan aku memotongnya satu bagian kecil.
"Siapa yang akan kau suapi?" Gemma bertanya. Aku tersenyum meledek. Walau dia kakak yang sangat baik, aku tak mau merelakan kue seenak ini untuk menjadi suapan pertamanya.
'Apakah aku harus memberikannya kepada Alice?' Batinku. Aku sempat berpikir panjang.
Tapi aku memutuskan untuk memberikannya kepada mom. Walau aku menyukai Alice, rasa kasih sayangku padanya tak sebesar rasaku kepada mom. Mom lah yang telah membesarkanku.
*
Acara sudah dimulai. Musik menyala. Segala makanan yang sudah disiapkan untuk para tamu yang datang. Semuanya berjalan lancar. Mungkin ini akan menjadi ulang tahun yang terbaik, karena aku melihat Alice di ujung sana.
Aku berlari menghampirinya. Saat ditengah perjalanan,
Alice's POV:
Aku mulai mual. Aku merasa ada yang mengganjal di tenggorokanku.
Aku menutup mulutku untuk berjaga jaga jika aku muntah. Tapi, aku bukannya muntah, melainkan batuk. Batuk darah.
Awalnya aku merasa panik tetapi syukurlah tak seorang pun melihatku. Sampai aku sadari, Harry yang melihatku, dengan muka kaget.
Aku mulai panik. Aku harus beralasan apa?
"Alice!" Harry berlari mendekatiku.
"Kau-" Mukanya yang masih tak percaya.
Aku mulai batuk untuk yang kedua kalinya. Dan yang ketiga kalinya, keempat, dan seterusnya. Aku terus mengeluarkan darah dari mulutku. Para tamu memperhatikanku. Aku sudah tak sanggup berdiri.
"Alice, kau harus dibawa kerumah sakit!" Harry panik, mulai menopang tubuhku yang lemas.
"No, no, no," Aku membantah.
"Alice!" Zayn yang melihatku dari kejauhan, dengan muka yang terkejut. Dia berlari menghampiriku. Aku tak percaya ia bisa peduli padaku.
Zayn's POV:
Aku melihat Alice batuk darah. Aku berlari menghampirinya dan langsung menggendongnya untuk dibawa rumah sakit.
Tetapi Harry malah menangkisnya, "Zayn? Biar aku saja yang membawanya!" Kami mulai berdebat panjang.
Sampai Alice dengan banyak noda darah di gaun yang kubelikan kemarik, "Guys!" Alice terlihat sangat lemas.
Ia sudah kehabisan banyak darah.
*****
Widihh haha penasaran ga niih?:p
Mumpung lagi class meeting, jadi ada waktu buat bikin ff.
Next chapter? Comment!
Don't forget to vote! Thank you.

KAMU SEDANG MEMBACA
Fight The Pain [Editing]
FanficSesuatu telah merubah kehidupan Alice. Awalnya ia hanyalah gadis biasa yang gemar menonton acara di balik layar tv. Namun setelah kepindahan dengan Ayahnya ke Bradford dan tinggal satu atap dengan keluarga Malik, kehidupannya seakan-akan berputar di...