***
"Ada apa, Ayah?"
"Oh ya, Trisha akan pergi ke supermarket. Ia ingin kau untuk ikut dengannya."
"Uhm, baiklah. Aku akan mengganti pakaianku terlebih dahulu."
Aku berjalan menaikki tangga dan masuk kamar.
Aku segera mengganti pakaianku. Mungkin, sweater akan cocok untuk kukenakan karena udara di luar terasa sedikit dingin. Aku hanya membawa ponsel dan sedikit uang.
Aku keluar kamar dan menghampiri Trisha di ruang tamu.
"Kau sudah siap?"
"Ya, sudah."
"Oh ya, you can call me Trisha. Mungkin akan terkesan lebih akrab bagimu."
Trisha tersenyum kepadaku. Melihatnya bersikap baik seperti itu, mengingatkanku kepada Ibuku yang telah tiada.
Trisha berdiri dan mengajakku untuk masuk ke mobilnya. Aku mengikutinya dari belakang.
*
Sesampainya di supermarket, aku membantu Trisha untuk mencari barang yang diperlukannya. Di tengah waktu sedang mencari barang, Trisha bertanya.
"Apa kau bisa memasak?"
"Tentu. Salah satu kegemaranku ialah memasak."
"Oh ya?"
"Ya. Aku sudah gemar memasak sejak kecil. Ibuku yang mengajariku. Tetapi, setelah kecelakaan pesawat saat Ibu hendak pulang kerumah dari Australia, pesawat itu hilang kendali dan menyebabkan kecelakaan. Ibuku meninggal dan sekarang aku hanya berdua dengan Ayah."
Jelasku hampir meneteskan air mata.
Aku rindu Ibu.
"Sabar ya, Alice. Ibumu pasti bangga melihatmu dari atas sana, kau sudah dewasa."
Trisha tersenyum.
Setelah barang barang yang diperlukan sudah terkumpul, aku dan Trisha hendak ke kasir untuk membayar dan segera pulang ke rumah. Tetapi sebelumnya, Trisha mengajakku untuk mampir ke rumah temannya sebentar.
Aku hanya memenuhi permintaannya.
Kami pun berkunjung ke rumah temannya Trisha.
Rumahnya sangat besar. Hampir sama dengan rumah keluarga Yaser.
-5-
KAMU SEDANG MEMBACA
Fight The Pain [Editing]
Fiksi PenggemarSesuatu telah merubah kehidupan Alice. Awalnya ia hanyalah gadis biasa yang gemar menonton acara di balik layar tv. Namun setelah kepindahan dengan Ayahnya ke Bradford dan tinggal satu atap dengan keluarga Malik, kehidupannya seakan-akan berputar di...