***
Perasaanku yang mulai tidak nyaman membuatku mengalihkan pandangan.
Lama.
dan sangat lama.
Hingga akhirnya tawanya memecahkan suasana.
"HAHAHAHAHA."
"Apa? Kau bercanda?"
Zayn tidak menghentikan tawanya.
"Maaf, tapi kau terlihat lucu."
"Kau memuji, atau menghina?"
"Tidak keduanya."
Tak lama kemudian, Zayn menghentikan tawaannya yang gila itu. Tapi ini sungguh tidak lucu. Sama sekali tidak lucu.
"That wasn't funny at all. Bisakah kau berhenti membuatku jengkel?"
"Whatever."
Ia memutar bola matanya dan mulai meraba-raba saku celananya.
"Aku menemukan ini di kamar mandi kemarin."
Astaga, betapa bodohnya aku. Lalu ia menyodorkan sebuah kalung yang kuanggap berharga itu kepadaku.
"Masih baik aku kembalikan kepadamu. Memangnya seberapa berharga kalung itu? Terlihat seperti kalung murah. Kalau kalung seperti itu, aku juga bisa membelikannya untukmu."Kata Zayn sepele.
"Maaf, aku tau kau orang yang sangat berkecukupan. Tetapi tidak bisakah kau mempunyai sedikit moral? Barang ini berbeda dari yang kau pikirkan."
"Biar kutebak, kalung pemberian kekasih?"
Aku memicingkan mataku kepadanya. What a jerk.
"Ya."
"Perrie. Perrie Edwards. Nama kekasihku. And I assumed my girlfriend is way better than your boyfriend. Yikes."
"Did I fucking ask?"
Aku berjalan melewatinya dan menabrak pundaknya keras-keras. Ia mengangkat kedua bahu dan satu alisnya bersamaan lalu ia mengambil komputernya dan kembali ke kamarnya.
Yang benar saja. Apa maksudnya membanding-bandingkan kekasih? Sudah jelas kelaminnya berbeda.
Aku berbaring di kasur dan menarik nafas berat.
Tiba tiba aku tersadar. Aku sama sekali belum mendapatkan kabar dari Roy. Aku pun mengambil ponselku dari saku celana.
"Roy."
Ucapku sambil menyentuh layar ponselku.
Butuh kurang lebih 1 menit untuknya mengangkat telfonku.
"Halo?"
"Hi, babe."
"Alice?"
"Ya, ini aku."
"Babe, who is it?
Aku rasa dia salah sambung."
Salah sambung? Hah, yang benar saja. Kau pikir aku tidak mendengar suara perempuan dan lagu disco?
"Roy. Aku serius."
"Maaf, aku tak punya banyak waktu. Aku sibuk."
"Setidaknya kau menanyakan kabar atau apapun itu kepadaku. Jangan bilang kau lupa kalau aku ini keka-"
"Dengar, aku tidak tahu apa yang sedang kau pikirkan, but I think you're drunk."
"YOU'RE THE ONE WHO'S DR-"
Sambungan terputus. Lelaki kurang ajar.
Aku membiarkan ponselku tergeletak di kasur dan menyadari bahwa aku jatuh cinta kepada orang yang salah.
Aku mulai frustrasi.
Knock knock
Aku segera bersikap senormal mungkin untuk menghindari asumsi apapun.
"Masuk."
-13-
KAMU SEDANG MEMBACA
Fight The Pain [Editing]
FanfictionSesuatu telah merubah kehidupan Alice. Awalnya ia hanyalah gadis biasa yang gemar menonton acara di balik layar tv. Namun setelah kepindahan dengan Ayahnya ke Bradford dan tinggal satu atap dengan keluarga Malik, kehidupannya seakan-akan berputar di...