27 - Almost

1.3K 115 5
                                    

***

Disaat jiwaku setengah perjalanan ke alam mimpi, aku mendengar suara pintu terbuka. Zayn kembali. Kau tahu rasanya disaat sedang lelah, tetapi ada suara yang mengganggumu tidur?

Aku tak membuka mataku sedikit pun dan berpura pura sudah tertidur pulas. Aku merasakan dia duduk di kursi, tepat di samping kasurku.

Suasana sangat canggung, tak ada yang berbicara. Jelas, karena aku sedang 'berpura pura tidur'.

Tak lama kemudian, aku mendengar...

"I love you," Bisiknya pelan. Aku sangat terkejut. Seketika hatiku mulai berdetak kencang. Apa aku tak salah dengar? Hatiku mulai berguncang. Aku tak pernah merasa seperti ini.

Love is in the air.

Aku spontan membuka mataku. Aku tak tahu mengapa aku mendadak membuka mataku. "I love you, too," Aku berbisik kepadanya dan tersenyum.

Zayn's POV:

"I love you, too," Tiba tiba ia terbangun dan menjawabnya. Aku terkejut, sangat terkejut. Aku tak bisa berbicara apa apa. Tak lama kemudian, ia mulai menutup matanya kembali. Aku tak bergerak sama sekali, melainkan duduk seperti es.

Aku sangat menginginkannya sekarang.

Aku mendekatkan tanganku dengan tangannya. Aku sedikit ragu. Tapi tanganku seolah bergerak sendiri. Aku mulai menggenggam tangannya erat. Dan aku merasakan ia membalas.

Tak lama, kantuk mataku mulai terasa. Aku tertidur dengan kepalaku di atas kedua tangan yang saling menggenggam.

*

Alice's POV:

"Selamat pagi," Aku terbangun, mendengar seseorang berkata. Zayn membangunkanku saat ia sedang membereskan selimutku yang berantakan. "Kata dokter, mungkin besok kau bisa pulang."

Aku sedikit lega.

Zayn mengambil sepotong sandwich dan segelas susu putih. Mengapa selalu susu putih? Mengapa tidak susu coklat?

Kali ini aku meminta untuk memakannya sendiri. Aku tak mau merepotkannya. Lagipula aku ini bukan gadis yang manja.

Ia terus memandangiku selagi aku makan. Aku merasa terganggu, "Tak bosankah kau menatapiku?"

"Aku tak pernah bosan."

Dia mendekatkan wajahnya denganku. Aku tak bisa menolak. Kurang dari satu sentimeter, bibir kami hampir bersentuhan.

Tiba tiba seseorang mengetuk pintu.

Zayn's POV:

Ah, sial.

Hampir sedikit lagi aku dan Alice akan berciuman. Dan tiba tiba ada seseorang yang mengganggu. Aku mengambil nafas berat dan berkata, "Masuklah!" Aku sedikit kesal.

Harry.

Sial. Rasanya aku ingin melemparkan segelas susu di wajahnya. "Kau sangat menganggu!" Aku memasang muka bercanda; yang sebenarnya aku sangat kesal.

Aku baru saja hampir mau mencium gadis yang kusuka.

Aku mendengar Alice yang hanya tertawa. "Ada apa, Harry?" Tanya Alice.

Bisakah Alice tak berkata apa apa kepada Harry?

Hhhh.

"Hi," Harry menyapa. "Merasa baik?"

*****

Vote yaaa! Haha yey<3

Maaf agak absurd abisnya gatau mau ngetiknya gimana.

Fight The Pain [Editing]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang