***
"Selamat siang," Zayn membangunkanku. Apakah aku baru saja tertidur? "Pukul berapa sekarang?" Tanyaku masih sedikit menutup mata dan mencoba mengumpulkan seluruh jiwaku sampai pulih.
"Satu siang."
"Dan dokter berkata kau bisa pulang hari ini." Ucapnya yang sedikit sibuk merapihkan selimutku. Apakah ia mulai menjadi anak yang rajin? "Bukankah aku seharusnya pulang besok?" Tanyaku.
"Tidak juga. Dokter melihat keadaanmu sudah membaik. Jadi kau bisa pulang hari ini." Jelasnya.
Tetapi berada di ruang perawatan ini akan sangat nyaman. Melainkan aku bisa menjadi seorang gadis yang manja, meminta yang aku mau. Karena mereka yang khawatir akan keadaanku.
*
Aku dan Zayn sudah keluar dari ruang perawatan. Zayn berkata bahwa ia sudah mengurusi pembiayaan. Jadi kami hanya tinggal berkendara pulang kerumah.
"Biar aku saja yang menyetir. Kau kan sudah berjaga semalaman untukku. Kau pasti lelah." Ucapku membujuknya.
"Kau gila? Kau baru saja sembuh." Zayn berjalan kearah mobilnya, diikuti denganku dibelakangnya. Dia membukakan pintu mobilnya untukku. Begitupun juga untuknya.
"Gadis manja yang baru saja sembuh dan pulang dari rumah sakit, apa kau lapar?" Tanyanya dengan mengubah suaranya menjadi berat seakan akan dia adalah seorang pria yang gagah. "Tentu, pria centil." Jawabku. Kami tertawa.
Akhirnya Zayn membawaku ke Pepper Lunch untuk makan siang. Perutku sudah sangat lapar. Padahal aku baru saja membaik, tapi tampaknya tubuhku sudah kembali normal lagi.
Zayn menyuruhku duduk, sedangkan ia yang memesan makanan. Tak lama ia datang ketempat dudukku, diikuti oleh pelayan yang membawa dua hotplate dan dua gelas orange juice.
Kami saling sibuk dengan makanan sendiri. Sampai akhirnya, ponselku berdering. Harry.
"Ada apa?" Tanyaku melalui saluran telefon.
"Kau dimana?" Aku melirik ke Zayn, bertanya kepadanya apa yang harus kujawab. Zayn memberiku sebuah tatapan. "A-Aku sudah sampai dirumah." Jawabku.
"Boleh aku berkunjung?" Mulutku membeku saat mendengar pertanyaannya. "Maaf, Harry, aku sedang butuh istirahat." Tanpa basa basi aku langsung menutup telefonnya.
Hampir saja.
Aku menangkat kedua pundakku dan tertawa. Kami pun melanjutkan makan siang kami.
Aku sambil berpikir, apa aku harus menjauh dari Harry? Tapi dia adalah lelaki yang baik. Dan terkadang aku suka kepribadiannya yang konyol. Kurasa tidak untuk saat ini. Aku masih ingin berteman dengannya.
Tak lama, kami sudah selesai makan dan siap untuk kembali kerumah. Di perjalanan, mom Trisha menelefon dan bertanya apakah aku sudah kembali pulang. Aku menjawab kami sudah diperjalanan.
Sesampainya dirumah, semuanya sudah berkumpul di ruang makan. Ayah berkata bahwa ini penyambutanku pulang. Ah, mereka terlalu berlebihan.
"Kami sudah makan." Aku tertawa. Dan melihat wajah wajah murung karena mereka yang sia sia. "Tapi mungkin aku bisa membantu kalian menghabiskan makanan."
Dan aku mendengar Zayn tertawa dan berkata, "Dasar rakus."
*****
Jangan lupa vote&comment!<3
KAMU SEDANG MEMBACA
Fight The Pain [Editing]
FanfictionSesuatu telah merubah kehidupan Alice. Awalnya ia hanyalah gadis biasa yang gemar menonton acara di balik layar tv. Namun setelah kepindahan dengan Ayahnya ke Bradford dan tinggal satu atap dengan keluarga Malik, kehidupannya seakan-akan berputar di...