----- Author pov -----
"Kau mengganggu suasana!" Kata Victor.
"Hahaha.... maaf kan aku" kata William sambil meletakkan jas nya di atas sofa dan menggulung lengan kemeja nya sampai siku.
Lalu William berjalan mendekati meja yang ada di dekat ranjang Jessy dan mengambil soda kaleng dari dalam sana.
"Oh ya Jessy kau boleh pulang setelah infus mu habis" kata William.
Lalu dia menenggak soda nya.
"Benarkah?" Kata Jessy dengan mata yang berbinar-binar dan di balas Dengan anggukan oleh William.
Lalu William berjalan ke arah sofa duduk di sana dan mengangkat kaki nya ke atas meja.
"Sejak kapan ada soda di sana?" Kata Victor.
"Yaaa kemarin mungkin" kata William Dengan mata yang fokus ke tv.
"Ha?!" Victor kebingungan.
"Umm kemarin aku melihat Justin meletakkan 8 kaleng soda di sana" kata William.
"Cih... trus apa yang kau lakukan di sini?" Kata Victor sedangkan Jessy sibuk dengan ponselnya.
"Aku? Aku pemilik rumah sakit ini" kata William.
"Kalau begitu sana bekerja!" Kata Victor.
"Dengar rumah sakit ini warisan dari Kakek ku. Kata Kakek ku jangan sampai rumah sakit ini jatuh ke anak nya yang terakhir" kata William.
"Kenapa?" Tanya Victor.
"Karna anak yang terakhir itu sudah mempunyai yaaa bisa di bilang banyak perusahaan, jadi rumah sakit ini jatuh ke tangan ku" kata William.
"Kenapa tidak jatuh ke anak nya?" Kata Victor masih bingung.
"Dia gila harta" kata William.
"Jadiii kenapa kau tidak Bekerja!!?" Kata Victor.
"Aku tidak paham dengan kesehatan dan sejenisnya, yang ku paham hanya cara membela diri makanya aku jadi anggota C.I.A yaa rumah sakit ini hanya cover ku untuk menutupi kalau aku anggota C.I.A" kata William kembali menenggak soda nya.
"Jadi kenapa kau tidak di ruang an mu?" Tanya Victor lagi dan lagi.
"Aku di sini cuman menandatangani beberapa laporan dan mengecek keuangan dan mengontrol fasilitas di rumah sakit ini yang sudah tak layak pakai sudah hanya itu" kata William.
"Enak sekali pekerjaan mu" kata Victor.
"Yaaa begitu lah" kata William sombong
*** Di tempat lain ***
"Uhhh" seorang pria bertubuh tegap, badan berotot dan terdapat tatto di perut kanan bawah nya dan lengan belakang kiri nya.
"Tuan sudah bangun?" Kata salah satu anak buah nya sean.
"Apa yang terjadi" kata sean memegani kepala nya yang pusing.
"Kemarin anda di operasi pengangkatan peluru" kata anak buah nya.
Seolah kaset dia berusaha me replay kejadian kemarin.
"Aku sudah ingat. Tolong panggil kan dokter" perintah sean dan di balas angguk an oleh anak buah nya.
Dan meninggalkan sean dengan rasa pusing di kepala nya.
*** Di tempat lain ***
Kkringg
"Hallo?" Kata Justin.
'hai babe... do you Miss me?' kata seorang perempuan di sebrang sana.
"Who are you?" Kata justin mulai bingung.
'oh God... you forget me? And so fast?' kata wanita itu lagi.
"Sorry... but i dont know you?" Kata Justin mulai meletakkan pulpen nya yang sendari tadi dia pegang.
'Ummm... my name is Sarah. Still forgot?' kata perempuan itu dengan senyum nya.
"Whattt?!" Kata Justin kaget dan tanpa sadar tangan nya sudah mengepal.
----- Thanks for readers -----
Yeayy author update lagi.
Maaf yaa lama...
Oh yaa gambar yang di atas itu sean. Udah cmn kasih tau doank
Jangan lupa vote dan comment! Wajibb!!
Read📖 + Vote🌟 + Comment📝
.
Ig : lylptrii
KAMU SEDANG MEMBACA
ALL About You
RomanceDON'T COPY MY STORY! Jadilah pembaca yang bijak. Di cerita ini mengandung unsur kekerasan dan dewasa. Hargai author dengan cara vote dan comment, karena saran dan kritik kalian akan di terima untuk meningkatkan kualitas cerita. ---- "what are you do...