Pagi ini Kanzia sudah terlambat lima menit. Sehingga mencapai puncak bangunan di lantai lima, napasnya sudah terengah-engah. Peluh bertebaran di wajahnya kemeja berwarna krem tidak membuatnya merasa terlindungi dari sengatan matahari."Selamat pagi, Pak!" Dengan santai Kanzia masuk dan berjalan menuju bangku yang kosong.
"Hampir saja saya menutup pintunya," ucap Dosen muda itu dengan tampang datar.
Kanzia tak peduli dengan ocehan itu yang penting sekarang dia harus duduk dan berada di tempat paling strategis agar terkena AC.
Kanzia baru menyadari kalau sekarang dia berjauhan dari tempat duduk Mira yang berada barisan paling depan.
"Jadi jika 2X sama dengan Y maka-" Dalam sekejap otak Kanzia sudah menghilang dari Matematika teknik yang sedang dijelaskan oleh Pak Buyung, dosen muda dan baru lulus S2-nya dari kampus ternama di Negri ini.
Dia mengambil ponselnya dan mengetik sesuatu di layar ponselnya itu. Kemudian dengan kecepatan Wifi yang seperti turbo jet dia men-download drama korea kesukaannya.
"Peratiin si Buyung, noh," ucap seseorang di sebelah Kanzia. Kanzia menoleh sebentar kemudian memeletkan lidahnya dan kembali fokus ke layar ponsel.
Tak terasa 3 sks dalam sekejap mata sudah selesai. Kanzia baru kali ini tidak merasa bosan ketika mata kuliah ke 'senangannya' itu sedang berlangsung. Dengan berat Kanzia menatap layar ponselnya yang menampilkan pop-up memory tidak cukup.
Mira menggamit tangan Kanzia yang yang baru saja nongol di depan pintu. Mira mengajak Kanzia untuk ke kantin.
"Mata gue berat!" keluh Kanzia berjalan dengan malas ke arah kantin.
Mereka tidak ada kuliah lagi dan itu artinya Kanzia ingin merebahkan tubuhnya yang lelah ini ke kasur kesayangannya di kost.
"Ayoolah gue laper banget, Zi. Serius abis tu baru dah pulang kita." Mira memelaskan wajahnya yang tidak pantas sama sekali. Bukan kasihan malah jatuhnya jijik.
Kanzia dan Mira sudah di kantin, Kanzia tidak memesan apa-apa karena dia sama sekali belum lapar. Sementara Mira memesan Soto dan beberapa gorengan. Mira melihat Kanzia menguap dengan lebar.
"Zi? Lo belum mandi?" tanya Mira sedikit keras membuat beberapa orang yang ada di sekitar mereka langsung menatapnya. Kanzia terdiam sejenak mencari jawaban apa yang paling tepat.
"Udah telat, ngga perlu mandi yang penting wangi!" jawab Kanzia dengan santai sambil memainkan ponselnya.
"Ih, cewek ngga mandi mau jadi apa lo?" cibir Dinar yang baru saja bergabung dengan mereka membawa segelas capuccino hangat.
"Nyambung aja lo kayak balikan sama mantan," balas Kanzia.
"Macam punya Mantan aja," ejek Dinar yang membuat Mira terkekeh geli mendengarnya. Kanzia tak menjawab lagi.
"Lagian telatan mulu lo, Zi," sambung Dinar yang membuat Kanzia mendadak lapar.
"Biasa, Nar, kejar setoran," jawab Kanzia langsung berdiri dan berjalan menuju warung Buk Nana untuk memesan es teh. Setelah berdiri berapa lama dan es teh sudah di tangan Kanzia berjalan kembali ke tempatnya semula.
"Setoran apaan?" tanya Dinar yang masih penasaran dengan jawaban Kanzia.
Kanzia menggeleng pelan.
"Jadi lo nungguin gue ke sana terus beli es teh terus ke sini lagi, cuma mau nanya setoran apaan?" Kanzia merasa kagum pada kawannya itu yang terlihat antusias.
"Ya Allah, gue terharu serius, Nar." Kanzia berpura-pura menghapus air matanya.
"Serius gue, Zi," ucap Dinar yakin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Howling Moon
ChickLitCerita ini di-PRIVATE, FOLLOW dulu baru bisa baca Part Lengkap ♥♥ Kalau di Korea punya Lee Jong Hyun member CNBLUE maka di Kampus ini ada Arsalan Raffasya. Cowok Tampan idaman semua wanita di kampus. Apapun yang ada di dirinya tidak bisa membuat wan...