Ada tangan besar merebut cokelat yang hendak diberikan Kanzia kepada dua orang pengamen yang ada di depannya. Perempuan itu sontak kaget, hampir saja jantungnya meloncat. Ia mendapati wajah Arsalan yang sedang tersenyum meremehkan ke arahnya.Cokelat itu langsung dibuang Arsalan ke jalanan dan tentu saja itu menjadi sasaran empuk bagi pengguna kendaraan. Melihat itu Kanzia mencoba untuk menahan amarahnya. Tidak ada gunanya ia marah ataupun emosi.
"Kalian beli yang lain aja, ini saya kasih uang," ucap Arsalan yang tengah menatap kedua pengamen kecil itu.
Ia mengeluarkan uang seratus ribuan dua lembar dan dibaginya satu-satu ke dua orang itu. Setelah berterima kasih kepada Arsalan, dua anak itu berjalan meninggalkan dirinya dan Kanzia di sana.
"Mungkin lebih baik kalau besok-besok kamu kasih mereka sesuatu yang bisa dimakan," ucap Kanzia tiba-tiba yang menatap nanar cokelat kesuakaannya sudah rata dengan aspal.
"Suka-suka gue, yang ngasih gue, lo kenapa mau urusin apa yang gue kasih?" Arsalan tersenyum miring. Kanzia hanya bisa mengangguk.
Pikirnya tidak ada gunanya berdebat dengan Arsalan, ia pasti akan kalah. Maksud Kanzia, kalau berupa makanan mereka akan langsung makan. Kalau uang? Banyak kemungkinan yang muncul di otaknya. Mulai dari, fenomena anak jalanan yang suka 'Ngelem' atau uang itu akan disetor ke preman-preman, dan lain-lain.
Menghindari suasana yang tidak kondusif akhirnya Kanzia memilih untuk segera pergi. Tak peduli dengan keadaan Arsalan yang menatap punggungnya tajam penuh dengan rasa kebencian.
"Kanzia, proposalmu di-acc Ketua BEM, dan kemungkinan besar minggu depan kami akan datang ke venue," ucap Riza sumeringah. Kanzia ikut tersenyum bahagia.
"Riz, tapi janji jangan sampai ada yang tahu kalau gue-"
"Iya, Zi, gue paham." Rizka tersenyum meyakinkan.
***
Cuaca yang sangat cerah. Langit yang melebarkan matanya tanpa kedip membuat Kanzia harus berjalan lebih santai dari biasanya. Terkadang keringat kita yang tidak kita sadari aromanya bisa menghancurkan siapa pun yang mengisapnya.
Kanzia mendapati tatapan aneh dari setiap bola mata yang ditemuinya. Tatapan orang-orang itu membuat Kanzia tidak betah. Meskipun ia berhasil memperlihatkan sesuatu yang tidak diketahuinya. Kanzia langsung menerobos kelasnya.
"Zi!" teriak Dinar yang baru saja melihat kedatangan Kanzia.
Kanzia langsung mendekati Dinar yang dari tadi melambai keras, diikuti oleh Mira yang terlihat sangat khawatir.
"Kenapa deh? suara lo kayak emak-emak yang ngegosip di depan rumah kost gue," ucap Kanzia yang mengambil posisi duduk di antara Mira dan Dinar.
Mira sebenarnya tak begitu tega dengan keadaan Kanzia akhir-akhir ini. Tapi, untuk kali ini ia harus benar-benar memberi tahu Kanzia. Dinar dan Mira saling memberi kode dengan tangan mereka yang ada di belakagng punggung Kanzia.
"Zi, kita pulang yok," ajak Mira yang tak sanggup ngomong di tempat itu. Kanzia merasakan hal yang aneh. mulai dari saat ia datang tadi sampai sekarang ia berada di kelas. Lalu, sekarang malah Mira yang berprilaku aneh.
"Emang kenapa sih? Dosennya ngga masuk?" tanya Kanzia masih dengan tenang.
Tak tahan dengan keadaan Kanzia yang tidak tahu sama sekali. Dinar langsung menarik tangan Kanzia dengan kasar keluar kelas diikuti Mira. Tanpa sadar mereka sudah berada di belakang bangunan gedung kelas mereka tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Howling Moon
ChickLitCerita ini di-PRIVATE, FOLLOW dulu baru bisa baca Part Lengkap ♥♥ Kalau di Korea punya Lee Jong Hyun member CNBLUE maka di Kampus ini ada Arsalan Raffasya. Cowok Tampan idaman semua wanita di kampus. Apapun yang ada di dirinya tidak bisa membuat wan...