16. Peluang

754 88 21
                                    


Kanzia kembali ke kampus. UAS hari ini lumayan mudah sehingga ia tidak perlu Dinar untuk memberinya contekan.

Sudah dua hari dia tidak menerima pesan dari Arsalan. Semalam dia berharap ada pesan masuk dari Arsalan tapi ternyata ia salah. Malah nama Dennis yang tertera di layar ponselnya.

Yang aneh menurutnya adalah dia mampu tak memikirkan Dennis walau sebentar, otaknya terdisktraksi oleh hal lain yang menurutnya aneh.

Kanzia dan Mira sudah berada di kantin, mereka membahas UAS hari ini rasanya dia tidak mungkin bisa melebihi nilai B.

"Mira, Lo mau makan apa?" teriak Kanzia yang sudah berada di depan Mbak Iim.

"Biasa, Zi," balas Mira.

"Gue ngikut Mira, Zi, sekalian ya," sambung Dinar.

Setelah memesan makanan ke Mbak Iim, Kanzia kembali ke bangkunya di sebelah Mira. Mereka menunggu kedatangan Pesanan mereka.

Mendadak suasana kantin riuh karena kedatangan Arsalan, Rafka dan Mika.

Arsalan melihat Kanzia dan Mira tertawa barang dan terlihat sangat senang. Ia berdecih melihat keakraban orang itu.

Arsalan mengambil ponselnya, dan mengetik sesuatu di layar ponselnya.

Kanzia

Masih ada ujian?

Arsalan tak mendapat jawaban, dari tempatnya ia bisa melihat Kanzia meraih ponselnya, serta memainkan jemarinya di layar ponselnya.

Ponsel Arsalan bergetar.

Kanzia

Ga ad

Well pulang brng gue!

Ga mau!

Harus mau!

Maksa!

Suksukwe

Alay!

Fine, abis makan gue tunggu di parkiran!

Selamat menunggu sampai tahun ketumbar

Oke :)

Arsalan menyimpan ponselnya. Dan dia tersenyum dalam hati.

*
Sudah hampir satu jam Arsalan menunggu Kanzia di parkiran dan tidak ada sama sekali batang hidungnya. Dengan kesal Arsalan meninggalkan halaman Parkir kemudian melajukan mobilnya. Dia berhenti tepat di depan kost Kanzia. Tanpa menunggu lama dia masuk ke dalam Kost yang sudah ia ketahui siapa pemiliknya.

Dulu waktu pertama kali dia berkunjung, seseorang memberi tahu di mana kamar Kanzia dan orang itu memberitahunya.

Tok...tok...

Arsalan mengetuk kamar Kanzia dan tak menunggu lama karena pemilik kamar sudah muncul di hadapan nya.

"Ngapain lo ke sini?" tanya Kanzia yang mengenakan kaca matanya. Arsalan terpaku melihat gaya santai yang selalu Kanzia tampilkan.

Tak menjawab Arsalan langsung masuk ke kamar Kanzia. Dia melihat laptop yang tempo hari bertengger di meja, sekarang duduk manis di atas tempat tidur Kanzia.

Howling MoonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang