Drrttt.. Drrtttt...
"hallo bang?"
"...."
"apa??"
"..."
"iya bang iya"
Tutt.. Tutt.. Tutt..
Sambungan telepon terhenti.
"Ali harus berangkat ke Dubai mah"
Mamah Ali POV
"Ali harus berangkat ke Dubai mah" raut wajah anakku yang gembira tiba tiba menengang.
"Ta.. Tapi kenapa Al?" tanyaku heran melihat perubahan raut wajahnya.
"perusahaan Papa terancam bangkrut mah, bang Umar gabisa nanganin ini sendirian"
"Apa? Gimana bisa?" aku sangat kaget.
"beberapa perusahaan yang menanam saham mengancam akan menarik saham mereka, bang Umar sepertinya kena fitnah" jawaban Ali membuatku semakin heran.
Author POV
Ali yang sudah mengenakan pakaian koko rapi nya langsung membereskan beberapa pakaian kedalam ranselnya.
"nak kamu mau ke Dubai? Apa kamu ga mau khitbah Deta dulu?" tanya mamah Ali.
"mah Ali yakin kalau Ali berjodoh dengan Deta kita pasti bisa bersama" jawab Ali dengan senyum yang dibuat untuk meyakinkan Mamahnya.
"baiklah kalau itu keputusan kamu, hati hati nak" suara mamah Ali terdengar bergetar.
"mamah jangan nangis dong, Ali jadi ga tenang mau berangkatnya"
"Mamah gapapa sayang, kamu berangkat aja hati hati"
Mamah Ali langsung memeluk Ali."Do'akan Ali mah" Ali membalas pelukan mamahnya.
~
Deta POV
Ada apa ini? Kenapa aku harus memakai gaun seindah ini?
"Deta?"
"Iya bu?"
"kita harus berangkat sekarang" ucap Ibu tergesa-gesa.
"loh memangnya kita mau kemana bu?" tanyaku heran.
"kita harus mengantar Ali ke bandara"
"Apa? Mau ngapain kak Ali ke bandara?"
"udah ayo cepettan ta" Ibu menarik tanganku.
~
Saat tiba di bandara hatiku terasa tersentak saat melihat kak Ali membawa ransel besar di punggungnya."Kakak pergi dulu de" kata itu yang keluar dari mulut kak Ali saat aku menghampirinya.
"kamu jaga diri kalo jauh dari kakak, jangan makan es krim terus kamu kan punya alergi dingin, jangan keseringan mainin kucing yang dijalan kamu alergi bulunya kan? Jangan telat makan nanti maag kamu kambuh, kalo sakit cepetan minum obat jangan nunggu parah, harus nurut sma Ibu sama Nenek, jangan berantem terus sma ade kamu. Eh iya satu lagi, jangan kangen sama kakak" ucapnya panjang lebar yang membuat air mataku lolos begitu saja.
"kakak kenapa pergi? Katanya hari ini kakak mau mengkhitbah akhwat pujaan kakak itu? Atau kakak dijodohin sama kak Umar disana kaya yang kakak bilang waktu itu klo kakak dijodohin?" akupun bertanya panjang lebar.
"Waktu itu kakak memang dijodohin de, tapi Mamah sayang sama kakak dan lebih menghargai pilihan kakak" jawabnya dengan senyuman khasnya.
"terus kakak kapan khitbah dia?"
"kakak ga akan tenang kalo kakak ga bantuin bang Umar dulu disana. Kakak juga punya kewajiban buat ngurus perusahaan peninggalan papa yang disana"
"Kakak hati hati ya, jangan deketin burung soalnya burung seneng pup kalo liat kakak" jawabku terkekeh sambil mengusap air mata. Ya, dia memang sering kena pup burung.
"Euh kamu ya, yaudah kakak berangkat dulu ya. Kamu jaga diri buat kakak"
Ucapannya membuat pipiku panas dan kurasa kembali memerah.
"Kakak berangkat, Assalamu'alaikum"
Ah syukurlah dia tidak meledek pipiku yang sudah memerah seperti tomat ini.
Dia berlari sambil tersenyum ke arahku, senyuman yang biasanya menjadi candu ku kini malah membuat hatiku mencelos, entah kenapa aku takut kehilangan dia.
"jangan nangis sayang, Ali akan kembali secepatnya. Kita do'akan saja supaya semua berjalan dengan lancar"
Tunggu tunggu, suara siapa itu?
Ah tidak, aku lupa kalau disini ada keluargaku juga keluarga kak Ali. Bagaimana mungkin aku tidak menghiraukan mereka sejak tadi. Sungguh aku sangat malu sekarang.
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Maaf banget baru update lagi, trnyata ga sesuai rencana mau update rutin yaa. Maaf maaf banget, tapi jangan lupa vote nya yaa♡
![](https://img.wattpad.com/cover/114541383-288-k22823.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Kujaga Cinta Dalam Do'a
Spiritual[UPDATE SETIAP HARI!] Level tertinggi dari CINTA adalah MENGIKHLASKAN. وَاِلٰى رَبِّكَ فَارْغَبْ "dan hanya kepada Tuhanmulah engkau berharap." (QS. Al-Insyirah 94: Ayat 8) Me...