Flashback on
Hari ini hari pertama aku menginjakan kaki di SMA Merah Putih, aku sangat senang karena akhirnya aku bebas dari masa SMP yang menurutku sangat membosankan, banyak orang bilang masa SMA adalah masa yang tak akan terlupakan. Maka dari itu aku akan memulai semuanya dengan semangat yang baru hari ini.Senin ini seluruh siswa baru akan menjalani masa orientasi, dan senin ini juga seluruh siswa baru akan dikelompokkan menjadi beberapa gugus. Setelah berjam jam pembagian kelas, akhirnya aku bisa duduk meneduh juga di dalam kelas, kelas yang akan kugunakan seminggu kedepan untuk acara MOS.
Aku duduk dibarisan paling depan dan ku lihat sekelilingku, hmm tidak ada yang menarik sama sekali.
Lalu tiba tiba..
"hallo, boleh duduk disini?" tanya seorang lelaki dihadapanku.
Aku mengerutkan keningku.
"boleh" jawabku singkat.
"nama kamu siapa?"
"Deta, Deta Anastasha"
"oh, aku Syahdan Azzami. Salam kenal ya cantik"
Aku hanya menjawabnya dengan anggukan kecil lalu kembali fokus pada pintu yang terbuka dan menyediakan pemandangan luar kelas.
Itulah pertemuan pertamaku dengan Azzam, sejak saat itu kami lebih sering bersama. Terlebih lagi Azzam selalu saja mengikutiku kemanapun aku pergi. Hingga MOS berakhir, kami kembali dipertemukan dalam satu kelas yang sama, MIPA 7.
Awalnya aku memang merasa sangat terganggu, tetapi kian hari dia bisa membuatku nyaman berada didekatnya dan merasa ada yang hilang bila jauh darinya.
"ta lo dipanggil Azzam" kata salah seorang temanku disaat aku sedang asik membaca buku.
"ah biasanya juga dia nyamperin sendiri" kataku cuek.
"tapi tadi dia jatoh ditangga ta, kakinya luka"
"apa? Dimana dia sekarang?" aku membanting buku ku sembarang arah.
"dia dibawa ke taman belakang"
Ko yang sakit dibawa ke taman, ah udahlah.
Aku berlari ke arah taman belakang sekuat tenagaku, dan saat tiba disana tidak ada seorangpun. Hanya ada selembar kertas yang di tempel disebuah pohon. Aku mendekat dan ku ambil kertas itu.
Will you be mine?
Hah? Milik siapa ini?
"Helloo, ada orang ga nih?"
Heningg..
Duaaaarrrr
"Ah suara apa itu? Azzam ini ngga lucu sama sekali yaaaaaa. Azzaaaaam" aku berteriak, bukan hanya karena kesal tapi tiba tiba aku malah jadi merasa takut setelah mendengar ledakan itu.
"Deta.."
"mungkin aku bukan orang hebat, bukan juga orang yang sempurna. Apalah daya aku untuk bisa bersanding sama kamu. Tapi, aku mencintaimu sejak pertama kali kita bertemu.. So please answer that question"
Tiba tiba saja Azzam sudah berada dihadapanku. Dan apa? Dia bicara apa tadi? Aku tidak bisa mencernanya dengan jelas hanya saja, question apa maksudnya pertanyaan dalam kertas ini.
Kulihat kembali kertas itu lalu kemudian kulihat Azzam yang tengah tersenyum kepadaku.
Aku tidak mengerti. Apakah ini mungkin Azzam....
"ta jawab dong" seru Caca.
Apa? Caca ada disini? Sejak kapan? Aku semakin terheran heran.
"So, will you be?" Azzam membuyarkan keherananku.
"What should i say?" tanyaku bingung.
"Say yes Deta sayang" Karin berseru.
"Oke, yes" ucapku.
Sejak saat itu kedekatanku dan Azzam bukanlah lagi sebagai sahabat, tapi yaa kita "berpacaran" Aku belum mengerti apapun tentang itu. Yang aku tau aku bahagia bersamanya, berbagi canda dan tawa serasa dunia milik berdua. Hingga setelah beberapa bulan aku baru mengerti bahwa semua yang aku lakukan ini salah.
Menyimpan rasa cinta kepada makhluknya dan memiliki harapan besar selain kepada-Nya.
Aku harus segera bertindak.
Aku membuka aplikasi bernama Line kemudian mengirimkan seseorang pesan. Tak berapa lama pesanku mendapat balasan.
Syahdan Azzami:
Iya ta aku kesana sekarang
Aku juga kangen banget nih sama kamu, kebetulan ngajak ketemu.Sebelumnya aku mengirimkan pesan bahwa aku ingin bertemu dengannya, tetapi aku tidak mengatakan bahwa aku merindukannya, sungguh. Dia saja yang mengada ada.
Setelah lama aku menunggu Azzam dibangku panjang ditengah taman kota yang ramai sore hari, Azzam pun tiba dengan wajah bahagia yang memang selalu ia tampilkan ketika bertemu denganku.
"Hai! Udah lama nunggu yaa ta?" sapanya.
"Wa'alaikumussalaam Azzam" jawabku.
"Eh iya, Assalamu'alaikum duh lupa terus" kekehnya yang menurutku sama sekali tidak lucu.
"Kita ngobrol disini aja apa mau sekalian jalan ke mall?" tanya Azzam.
"Disini aja, sebentar kok zam"
"Oh yaudah, emang kamu mau ngomong apa? Penting banget yaa?"
"Iya.."
Akupun menjelaskan maksud dan tujuanku mengajaknya bertemu sore itu. Dengan berat hati aku memutuskan hubunganku dengannya karena aku tak ingin kami jatuh cinta dalam cinta yang salah.
Beberapa saat setelah itu dia marah kepadaku. Namun bisa aku atasi.
Semenjak kejadian itu aku kehilangan kekasih juga sahabat baikku. Keduanya seperti pergi meninggalkanku tanpa pernah mau menoleh sedikitpun kepadaku. Tak apa, ini yang terbaik.
Flashback off~
Alhamdulillah akhirnya bisa update juga, makasih buat semua yang udah komentar dipart yang sbelumnya. Makasih juga yang masih setia nunggu Ali sama Deta, dan masih nyimpen cerita ini di daftar bacaannya. Jangan bosen buat kasih saran dan vote nya♥♥♥♥
![](https://img.wattpad.com/cover/114541383-288-k22823.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Kujaga Cinta Dalam Do'a
Spiritual[UPDATE SETIAP HARI!] Level tertinggi dari CINTA adalah MENGIKHLASKAN. وَاِلٰى رَبِّكَ فَارْغَبْ "dan hanya kepada Tuhanmulah engkau berharap." (QS. Al-Insyirah 94: Ayat 8) Me...