Haana..
Kau insan yang meluruhkan imaji.
Ceriamu berwarna warni.
Kadang biru, kadang hijau.
Juga kuning, mungkin esok akan menjadi ungu.
Mampirlah mungkin sekedar melirik,Haana.
Datang dan tersenyumlah.
Walau sedikit niscaya itu obat yang mujarab.
Di antara sela-sela bayang ilusi.
Kau hadir menjelma bidadari.Haana..
Kaukah itu, tulang rusukku yang hilang.Aaaargh.....
Aku benci saat melankolis seperti ini.
Ke-peka-an di dalam sini yang enggan menolaknya.Haana..
Meliriklah, kemudian mampir.
Semoga persinggahan ini buat-mu betah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Goresan Ke-Peka-an (SELESAI)
PoesiaGoresan - goresan yang tak berbicara inilah yang akan menjadi saksi bisu dalam alur yang bernama kehidupan. Percayalah bahwa setiap yang punya rasa pasti bisa peka, hanya saja pada kadarnya masing - masing.