Dengan perlahan engkau datang pada hati
Memecah sunyi
Membuyarkan konsentrasi
Dan aku hanya mampu menikmati membuka hatiDawai asmaramu mengalun penuh kelembutan
Menenangkan keributan
Mendamaikan
MembahagiakanEmosiku meluap kala senja temaram
Dinding kesunyian terbentang kembali kehadapan wajah suram
Berdamai dengan amarah yang menolak padam
Berjatuhlah sumpah serapah berselimut kelamAku yang katanya kau inginkan
Aku yang katanya kau dambakan
Aku yang katanya kau impikan
Atau aku yang enggan terbangun dari mimpi dan khayalanKau rangkul aku dalam damaimu
Kau angkat luka menjadi bahagiaku
Namun seketika kau lepaskan aku
Namun seketika kau hempaskan akuBelum kering liurku mengucap cinta padamu
Kau buang aku
Belum pulih luka - luka yang tersisa
Kau siram lagi dengan cuka dengan biasaAku bukan siapa - siapa
Aku takkan menjadi apa - apa
Bagaimana aku mampu berati
Jika aku mungkin tak pernah ada dihati
Aku mengutuk waktu
Andai kau tak pernah menerimaku
Mungkin takkan ada yang bahagia hari itu
Atau hari ini takkan berlalu
Kau bicara tentang air matamu
Apa kau berfikir tentang air mataku
Atau tak pernah penting air mataku
Juga rasaku
Mungkin akan jadi lalu
Termakan oleh waktu
Kuharap begitu
Aku hanya ABU..
.
.
One night after move
........ 2018
KAMU SEDANG MEMBACA
Goresan Ke-Peka-an (SELESAI)
PoesiaGoresan - goresan yang tak berbicara inilah yang akan menjadi saksi bisu dalam alur yang bernama kehidupan. Percayalah bahwa setiap yang punya rasa pasti bisa peka, hanya saja pada kadarnya masing - masing.