Ku terdiam akan pesona bintang.
Menghitungnya satu demi satu hingga tak terhitung.
Aku tau kau yang duduk disana, itu dea.
Menanti setangkai bunga pesona.
Hingga lupa akan janji Raka.Raka,
kaukah itu?
Sapanya seketika mengusik lamunanku.
Ternyata indahnya bintang mungkin memang hanya lamunan.
Yang terbawa oleh pesonanya.Iya, kau masih seperti dulu dea.
Setiap langkahnya seakan mengetuk jiwa yang kosong.
Menghampiri secara perlahan tapi pasti.
Tigapuluh centimeter mungkin.
Hanya itu jarak yang tersisa.
Haruskah kupangkas habis jarak itu, setidaknya itu yang ada dalam lamunanku.
Belum sadar aku dari lamunan tentangmu.
Hangat tanganmu yang bendarat sedikit terlalu cepat membuyarkan imaji.Apa kembalimu untuk rindukanku lagi Raka?
KAMU SEDANG MEMBACA
Goresan Ke-Peka-an (SELESAI)
PoesiaGoresan - goresan yang tak berbicara inilah yang akan menjadi saksi bisu dalam alur yang bernama kehidupan. Percayalah bahwa setiap yang punya rasa pasti bisa peka, hanya saja pada kadarnya masing - masing.