Malam ini langit menangis
Air matanya jatuh tipis - tipis
Penguasa malam menutup diri
Entah ia murka atau sedang berbaik hati
Aku kurcaci malam yang sedang bernyanyi
Tentang kesunyian dan harga diri
Serdadu - serdadu malam yang berdiri
Bersiap luncurkan kenang - kenang pemusnah imaji
Sementara pertahanan yang ku bangun belum usai
Berpacu dengan bom waktu yang bersiap dengan sejuta duri
Aku benalu dari pohon yang bernama kehidupan
Bergerak perlahan mencari kebahagiaan
Entah layak atau hanya akan terbuang oleh zaman
Sedikit keyakinan yang aku genggam dengan perlahan
Kupertahankan
Kurapikan dari segala hal yang merisaukan
Aku akan ada disini
Di alam nyata bukan fiksi
Menanti bukanlah pesakitan hati
Karna aku telah memilih dan kuyakini
Katakanlah jutaan kata yang meruntuhkan
Ego-ku kan tetap kokoh tak tergoyahkan
Walau banyaknya godaan
Wajahku takkan ku palingkan
Untukmu aku telah yakinkan
Sebuah pilihan hati kupilih tanpa keraguanBenih ini sudah berakar kokoh di bumiku
Walaupun batangnya tak seberapa meyakinkanmu
Percayalah, kau jangan terkecoh dengan kerapuhanmu
Bukan tentang siapa aku dalam tatapan matamu
Namun seberapa aku akan menjadi makna dalam jurnalmu
KAMU SEDANG MEMBACA
Goresan Ke-Peka-an (SELESAI)
PoesíaGoresan - goresan yang tak berbicara inilah yang akan menjadi saksi bisu dalam alur yang bernama kehidupan. Percayalah bahwa setiap yang punya rasa pasti bisa peka, hanya saja pada kadarnya masing - masing.