Teras itu menyisakan cerita yang berkesan.
Saat bersenda gurau bicara tentang musik dan Purnama.
Kemarin senyum itu masih menggantung.
Kemarinnya pun sama.
Hari ini, ah,, jangan di tanya.
Yang kuharap senyum itu masih pada tempatnya berada.Malam ini cukup dingin.
Lumayan lah untuk membekukan segala ingin.
Ingin yang ini,
Juga ingin yang ini.Sebenarnya keinginan apa ini?
Serangga malam mulai bersahutan.
Bercengkrama dengan sunyi.
Menggoda imaji.
Menciptakan khayalan.Indah,,
Ya, memang indah.
Nikmatilah ketenangan malam dengan balutan khayal.
Karna saat esok kau tersadar khayalan tetaplah khayalan.
Karna mentari tak mungkin menjadi rembulan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Goresan Ke-Peka-an (SELESAI)
PoesíaGoresan - goresan yang tak berbicara inilah yang akan menjadi saksi bisu dalam alur yang bernama kehidupan. Percayalah bahwa setiap yang punya rasa pasti bisa peka, hanya saja pada kadarnya masing - masing.