Hari itu angin berhembus cukup kencang.
Pada suatu dermaga setelah persimpangan belok ke kanan.
Setelah kau tinggalkan sepotong senyum perkenalan.
Hingga menyisakan sebuah jalan kenang.Sore setelahnya aku putuskan untuk menyimpan baris-baris kenang yang hilang.
Merapikan kembali keping-keping hati yang berhamburan.
Khayalku berkelana.
Hingga datang sebuah sapa di sore berikutnya.
Langit begitu cerah, begitu ucapnya..Aku yang masih menantikan senyum berikutnya.
Namun aku tak yakin akan bertahan.
Untuk sekedar menikmati senyum yang memabukkan.
Atau,, aku telah mabuk duluan oleh sepotong khayal.Ahh,,
Aku akan berlayar.
Menjelajahi samudera demi samudera.
Aku titipkan pelabuhan ini padamu.
Tunggulah, itupun jika masih ada sepotong senyum yang tersisa untukku.
Aku tak akan meninggalkan janji apapun padamu.
Aku hanya bisa memantau kabarmu melalui goresan-goresan rasa yang dibawa oleh malaikat-malaikat tak bersayap.Ahh,,
Aku terus merindu.
Apakah kau masih akan menunggu.
Walaupun aku tak tahu kapan bahtera ini akan bersandar di pelabuhanmu.

KAMU SEDANG MEMBACA
Goresan Ke-Peka-an (SELESAI)
PoesíaGoresan - goresan yang tak berbicara inilah yang akan menjadi saksi bisu dalam alur yang bernama kehidupan. Percayalah bahwa setiap yang punya rasa pasti bisa peka, hanya saja pada kadarnya masing - masing.