Sepuluh: Rido sakit

810 33 0
                                    

Malam ini hujan lebat sekali. Menemani aku yang tengah sibuk memikirkan kejadian siang tadi. Tentang Rido yang ternyata adalah Dodo.

Aku masih tidak percaya dengan kenyataan ini. Masih tidak percaya Rido adalah cowok culun yang waktu itu aku tolongin. Cowok yang nangis nangis waktu menceritakan keadaan keluarganya. Cowok polos yang sepertinya tak tega menyakiti orang lain. Tapi kini Dodo sudah berubah jadi Rido yang sifatnya bertolak belakang dengan Dodo.

Suara Hp ku berdering, ada panggilan masuk dari nomer yang tak dikenal.

"Gue ada di depan rumah lo. Lo mendingan keluar sekarang,..." dan sambungan telpon terputus. Bahkan aku belum mengucap sepatah katapun.

"Siapa sih nih orang,"gerutuku. Karena penasaran aku menghampiri orang tak dikenal ini. Dengan terlebih dahulu mengambil payung, hujan masih deras diluar. Dan siapa orang yang bertamu malam-malam di tengah hujan deras seperti ini.

Di depan gerbang rumah kulihat seorang cowok yang tengah berdiri di dekat motornya. Aku sudah tahu orang ini. Rido.

"Yang tadi nomer hp gue ,lo simpen.," ucapnya.

" Ujannya deras banget, lo masuk dulu ," ujarku saat melihat Rido sudah basah kuyup terkena air hujan

"Gak perlu, gue pulang aja. Oh ya, tinggal 21 hari lagi, lo bakalan jadi pacar gue,"

"Udah gue bilang, gue gak mau jadi pacar lo,"

"Kita liat aja nanti," setelah itu dia pergi.

Aneh. Memang aneh. Dia datang hanya untuk itu. Untuk bilang kata-kata yang selalu dia ulang kalau bertemu denganku.

"Segitunya tuh anak. Dia becanda apa nggak ya," Aku menaruh payung itu ditempatnya. Dan lalu masuk ke kamarku.

Masih terngiang dikepalaku ucapan Rido tadi.
"Tinggal 21 hari lagi, lo bakal jadi pacar gue,.."

Sampai sekarang perasaan ku masih sama belum ada rasa apapun ke Rido. Apalagi untuk jatuh cinta sama dia. Kayaknya sulit. Atau memang gak akan pernah bisa.

***
"Lo kenapa sih Dress, gak bisa buka hati lo sedikit aja buat si Rido. Toh Rido juga ganteng kan, baik juga. Lagi kan si Rido itu adalah Dodo, temen Lo yang pernah lo cari-cari itu kan?" Ratna memcoba menasihatiku saat kami sedanh betistirahat di kantin sambil makan bakso. Tadi juga aku sudah menceritakan Ratna tentang Rido dan Dodo.

"Entahlah, gue juga gak tau, biarkanlah waktu yang menjawabnya,"

"Sok drama lo. Jangan bilang kalo lo belum bisa buka hati gara-gara Si  Rean. Ayolah Dressi, lo itu harus move on, jangan gara-gara Rean itu cinta pertama lo, sampai sekarang lo gak bisa move on,"

"Gue bisa move on dari Rean. Gue itu udah gak punya perasaan apapun ke dia..."

"Kalo lo emang bisa move on, itu artinya lo bisa terima Rido kan?,.."

"Gak tau, karena gue aja gak pernah mikir Rido itu serius sama gue. Bagi gue dia itu hanya adik kelas yang cari perhatian ke kakak kelasnya. Lo ngerti kan maksud gue,?"

"Gue ngerti, tapi..."

"Udahlah Ratna, stop aja ya ngomongin Rido, kita beralih topik aja ya. Lo ada topik lain gak yang enak buat dibicarain?,"

"Oh ya, nanti malam The Coker bakalan ngadain konser di sekolah, lo nonton ya, Rido kan sekarang udah jadi vokalis baru, lo nanti bisa liat dia nyanyi deh,"

"Kok Rido lagi sih,"

"Dari pada Rean,hayoo"

"Iya juga sih,"

Adek KelasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang