Dua belas: Si Odon adikku

833 22 0
                                    

Pulang dari rumah Rido, aku dikejutkan oleh sosok odon yang udah lama gak pulang-pulang, mirip bang toyyib. Ah tapi bukan beneran bang toyyib loh ya...

"Kak, kemana aja lo?" Suara itu agak mengagetkan, lantas kulihat sosok odon yang tengah duduk bersantai di sofa depan tv. "Odon.. udah pulang?!! Gila, gue kangen banget tau sama lo.," aku memeluk erat si odon. Nah yang dipeluk malah ingkar. Alias malah meronta gak jelas. "Sial lo, gue bukan anak kecil lagi tau. Udah SMA gue.," ia mencibir. Sifatnya masih sama kayak dulu. Odon setengah mateng.

Doni Fallias Samudra. Anak ketiga dari tiga bersaudara. Tingginya sekitar 168 cm dan masih akan tambah tinggi lagi. Odon. Yap adik ku.

Dulu waktu smp dia tinggal bersama om Sandy dan Tante Mei di Bali. Makanya dia sekolah disana.Odon udah dianggap seperti anak sendiri oleh om dan tante. Tapi pas SMA si odon ini milih pulang kerumah. Katanya gak kuat kangen sama keluarga.

"Lebay lo, don." Aku mengacak rambut odon pelan.

"Dari pada gue mati rindu..hayoo,"

"Ckckck.. adek gue, lo itu mirip kayak si Rido deh," tiba - tiba aku teringat akan sosok Rido yang nyebelin itu.

"Ciye kakak gue...siapa tuh Rido...??. lo itu udah mulai jatuh cinta ya..." Doni alias odon mulai bertingkah. Sikapnya mulai mengada-ngada.

"Apaan sih lo," aku mencubit keras lengan Doni, ia meringis kesakitan.

"Udah ah..Gue mau mandi dulu," ucapku cuek sambil berlalu meninggalkan Doni Odon. "Eh tunggu kak." Aku berbalik, menghentikan langkahku sebentar.

"Apa,?"

"Nyokap bokap mau daftarin gue ke sekolah lo katanya,"

"Terus?"

"Kakak ku sayang,.. Plis deh gue mau minta tolong sama lo buat ya ...setidaknya ngenalin gue dengan suasana sekolah lo. Ya lo bawa kek gitu gue ke sekolah lo. Abisnya gue denger di sekolah lo bakalan ada konser gitu ya. Kayak ada konser band sekolah gitu?"

"Ya, emang. Lo mau ikut,."

"Mau..mau..seribu persen mau."

"Gimana ya? Ha..mmm. aduh tapi gue laper nih. Bisa gak lo beliin gue jajanan gitu??," kode sogokan. Wkwk.

"Emang ya lo...ya udah deh lo mau apa?"

"Es krim boleh, goreng-gorengan, bakso, bakmi, nasi goreng, sama...,"

"Stop,,stop. Gila gula bisa bangkrut gue kalo kaya gitu. Lagian lo bisa apa makan sebanyak itu?!"

Aku tertawa puas. Si odon ini emang perhitungan. Baru nraktir kaya gitu aja sewotnya luar biasa. "Gue kan bisa berbagi sama bang Arjun.,"

"Trus gue,?"

"Lo bagian cuci mangkok aja, " aku terkekeh. Sedang doni hanya mendengus kesal mendengar guyonanku. Emang ada suka dukanya kalo sama si adek ku odon ini. Orangnya kadang baik kadang jug gak baik, tapi bukan jahat.

"Ya udah gue mau es krim aja. Gimana?"

"Oke deh."

***

Doni udah siap dari tadi padahal baru jam tujuh malam, sedang acara konser itu sejam lagi baru mulai. Doni sumringah begitu melihatku sudah siap berangkat lima belas menit berikutnya.

"Lo semangat banget Don, gak kayak bjasanya lo, biasa nya ogah-ogahan nonton konser,"

"Iya dong,"

"Ah, lo pasti ada apa-apanya kan?!"

"Tau aja kakak ku yang cantiiik ini," Doni mencubit keras pipiku hingga berwarna merah.

Aku kemudian berangkat bersama Doni naik motor. Ratna tadi menghubungiku dan berulang kali mengingatkanku tentang konser itu padahal aku udah tau sendiri. Pookoknya Ratna gak mau tahu aku harus dateng ke konser kalau gak dia bakalan ngambek berat katanya.

Adek KelasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang