Aku meletakkan Handponku di atas meja. Masih males menanggapi Rido yang katanya kecewa. Memang apa salahku?
Jam menunjukkan pukul 10 malam. Hendak ku pejamkan mata tapi masih kepikiran Rido.
" Tuh cowok tadi pacar lo. Gue liat lo selalu bareng dia, lo itu ....ah... Gue kecewa Dress sama lo...,"
Cowok? Siapa sih maksudnya?
Aku meraih hp diatas meja. Berpikir antara telpon Rido atau tidak. Tapi kupikir ulang. Buat apa? Apanya yang perlu dijelasin? Aku juga gak tau siapa cowok yang dia maksud dan..siapa Rido? Pacar?
"Tidur aja lah, capek," Aku meraih selimut dan memeluk erat bantal guling warna biru muda. Baru mau terlelap, pintu kamarku diketuk oleh seseorang. Dan jelas dari suaranya dia adalah Doni.
"Kak, waw banget deh tadi ya gue minta nomernya Dira terus dikasih dan tadi gue telponan sama dia..," Doni bercerita penuh semangat. Sedang Aku hanya senyum terpaksa.
Gue harap lo gak bakalan patah hati dek, batinku.
"Sorry kak gue udah ganggu tidur lo. Tapi asal lo tau gue bahagia banget. Dan...ya besok gue traktir makanan sepuasnya, khusus buat lo,. Oke?!"
Aku mengangguk. "Oke. Jangan lupa. Inget janji lo, besok traktir gue,"
"Pasti kak," Doni pergi ke kamarnya lagi dan aku masuk ke kamarku juga. Capek, pusing. Campur semua. Aku memakai selimut dan terlelap beberapa jam berikutnya.
***
"Dress lo punya nomernya Rido gak, Wira nih nanya ke gue. Soalnya biar gapang buat hubungin Rido kalo ada konser atau apagitu. Punya gak lo?"
Baru masuk kelas Ratna langsung bertanya tentang Rido padaku. Tentang nomer hp nya pula. Dia gak tau sih semalam Rido habis ngambek. Tuh kan adek kelas mah suka ngambekan.
"Emang Wira gak punya nomer hp nya Rido,?"
"Gak ada yang tau nomer si Rido. Ya walaupun dia masuk daftar cogan sekolah, tapi memang agak misterius gitu sih dia. Setau gue si doi itu cuma deket sama lo, Oki dan Bino yang tememnya aja gak punya nomer doi, apalagi yang lain,"
"Lo punya gak nomernya?" Tanya Ratna sekali lagi.
"Punya,"
"Mana?"
Aku merogoh Hp ku yang biasanya ada di dalam tas. Tapi ternyata tidak ada. "Na, pinjem hp lo dong. Hp gue tiba-tiba ilang nih, mau gue telpon," Ratna menyerahkan handphonnya padaku dan sedetik kemudian aku menelpon hp ku.
"Kenapa Kak?" Suara Doni , aku lega karena ternyata handphoneku ada di Doni, dan tidak benar-benar hilang. "Udah jantungan gue. Kirain tuh hp gue ilang, taunya ada di lo, balikin cepet."
"Iya..ya. Ini gue mau jalan,"
"Udah cepet. Lo mah murid baru kok datengnya telat. Tinggal 5 menit lagi loh bel masuk.,"
"Iya namanya juga murid baru, wajarlah kalo dateng agak telat,"
"Kacau lo. Gak wajar itu namanya. Pokoknya lo cepet balikin hp gue."
"Iya, eh..tapi ada cowok tadi nelpon lo kak,"
"Siapa?"
"Rido, gebetan lo itu.,"
"Ancur lo. Dia bukan gebetan gue, udah ah..," aku mematikan telpon sepihak. Dan ku kembalikan kepada pemiliknya.
"Gimana?"
"Si Doni yang pinjem ternyata,"
"Ah muke gile tuh anak, "
Dua menit tiga puluh delapan detik kemudian, Doni datang dan tergesa-gesa memghampiriku di kelas. Ternyata Doni memang udah datang di sekolah dari tadi, tapi dia nunggu di kantin sekolah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Adek Kelas
Teen FictionRido si kelas sepuluh, selalu merasa risih bila dipanggil sebagai Adik oleh Dressila kakak kelasnya. Dressila sendiri sekarang sudah kelas dua belas. Entah apa yang membuat Rido enggan dipanggil sebagai adik. Setiap pertemuan mereka berdua selalu be...