♣Password #01♣

6.4K 552 40
                                    

Hai, silakan baca cerita ini dengan perasaan nyaman. Dan mohon klik bintang di pojok untuk setiap chapter. Saya mengharapkan dukungan anda💗 follow juga akun wattpad Fy____, terimakasih.

"Rupanya ini bukan pertama kalinya kami bertemu."

Bunyi langkah kaki tegak menggema di malam dingin. Seorang pria berjalan dengan santai diantara dinding-dinding tebal, ditemani lorong gelap yang sangat minim dengan cahaya dan menambah kesan tersendiri bagi siapapun.

Pria itu menyeringai, bibir seksinya menipis sinis.

Sebuah pisau dipegangnya dengan ringan sambil sesekali memainkannya di tangan. Ia bersiul, menimbulkan gema yang menyeluruh pada tempat yang ia tapaki.

Pria itu berhenti saat menemukan pintu yang ia tuju. Dengan sekali tendangan ringan, ia melakukannya dan sukses membuat pintu itu terbuka total memperlihatkan keadaan ruangan yang begitu kacau.

Ia memasuki ruangan tersebut.

Dilihatnya seorang wanita yang tengah duduk dengan kedua kaki dan tangan yang saling diikat.

"Bagaimana? Apa kau merindukanku?" Bisiknya. Pria itu menyeringai.

Wanita berparas cantik tersebut mencoba berteriak sebisa mungkin, namun mulutnya telah dibungkam mulus dengan lakban yang begitu lengket pada bibir.

"Sayang, jangan diam saja. Apa perlu aku merobek mulut manismu?" Pria tadi semakin memamerkan senyum sinis saat tawanannya menangis tanpa suara. Ia mengelus pipi sang wanita amat lembut---dengan pisau.

"Kau sangat menarik, matamu terlihat tajam namun juga tersirat akan ketakutan. Sungguh aku sangat menyukainya, sampai-sampai aku ingin mencongkel kedua bola mata itu."

Pria itu tertawa bak pisycopath yang sangat ingin mencabik mangsanya. Ia kembali berucap sambil memainkan pisau pada dagu dan pipi wanita berbadan kurus dengan porsi bidadari tersebut.

"Sayang, katakan sesuatu... Biasanya kau selalu berbicara tajam padaku. Kenapa kali ini kau diam saja? Hm?"

Di lain sisi wanita itu menahan napas kala benda dingin yang dimainkan pria tadi kini mengitari lehernya.

"Hahaha! Kau lucu sekali!"

Tawa itu kembali mengisi kesuyian. Dan sangat ampuh membuat sang wanita semakin ketakutan.

Dengan seringai yang begitu sadis. Pria itu melesatkan pisaunya ke sembarang arah. Ia berkata, "aku tidak ingin membunuhmu. Karena kau adalah mainan ku."
















Hening beberapa saat, hingga suara tegas menginterupsi.



















"CUT!"

Seketika lampu disana menyala dan memberikan penerangan yang lumayan berguna. Beberapa kameramen juga ada ditempat tersebut.

"Jimin kemarilah. Aktingmu sangat bagus, berusahalah lebih keras lagi." Orang yang berprofesi sebagai sutradara itu berucap pada pria yang bernama Park Jimin.

T'AMO ♣ The Diamond KingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang