"Playboy and excellent girl."
Park Jimin itu M.E.N.Y.E.B.A.L.K.A.N "Kita juga akan menikah, hari ini setelah mereka!"
Sungguh aku ingin mencukur rambutnya sampai botak. Psikopat---bast*rd!
Rate 🔞
"Buka atau ku panggil tukang untuk membukanya paksa!"
"Ck!" Didalam sana Sohyun menekan kunci pintu lalu menata Jimin dengan kesal. "Kau datang pada maut, Jimin-ssi." Desisnya.
Jimin mengendikan bahu, justru malah melangkah masuk. Tubuhnya lebih dekat pada gadis itu lalu menutup pintu dan menguncinya.
"Apa yang kau lakukan?" Tanya Sohyun lebih kesal. "Jangan macam-macam, aku bisa saja membunuhmu."
Jimin tersenyum meremehkan. "Kalau begitu pukul aku---bisa?"
Sohyun berdecih dan memalingkan wajah, di depannya Jimin terus menatap tanpa henti. "Bisakah kita bicara di tempat yang sewajarnya."
"Aku mau disini." Jimin memperhatikannya, laki-laki itu jauh lebih tinggi daripada Sohyun. Membuatnya harus menunduk dalam.
"Apa yang mau kau bicarakan?" Sohyun kini mulai bosan. Bisa saja ia memukul Jimin kendati jika dirinya mau. Tapi semalam laki-laki itu baru saja menolongnya.