♣Password #28♣

1.9K 223 53
                                    

Balutan dress ungu di tubuh Sohyun menambah kesan elegan penampilannya hari ini. Sedangkan tangan liar Jimin melingkar di pinggangnya saat mereka keluar dari limosin. Kali ini dengan paksa Jungkook, Seokjin mengelar acara pembukaan dengan pesta topeng. Aneh, tapi dia tahu keanehan itu untuk siapa. Tentu Eunbi. Dan itu juga keuntungan bagi Sohyun saat Jungkook benar-benar hadir dengan adiknya itu.

Hanya berselang sebentar mereka bertegur sapa, setelahnya Jungkook menghilang entah kemana bersama Eunbi.

"Jimin,"

"Mm?"

"Kau tahu dimana Eunbi?"

"Tidak, aku tidak tahu." Jimin menatap kearah Seokjin. Kini masing-masing dari para undangan membuka topeng mereka. "Aku pergi sebentar, jangan kemana-mana."

Sohyun mengangguk. Dia duduk sendirian di meja bundar khusus tamu dengan diiringi empat kursi.

"Kau sendirian, gadis?"

Sohyun berdecak. "Mau apa kau?" Tangannya menyilang di dada.

"Jangan memasang wajah seperti itu. Setidaknya aku ini manusia baik yang menjadi kerabatmu."

Sohyun terkekeh, begitupun dengan lawan bicaranya. Lirikan matanya menyuruh laki-laki itu agar ikut duduk.

Hoseok menurut. Kakinya ditumpuk, "kemana Jimin?"

"Disana." Tunjuknya dengan dagu disaat Jimin tengah berbincang bersama Seokjin dan Sowon. "Mm, yak!"

"Wae?"

Alis Sohyun sedikit berkerut. "Kau tahu hubungan Jimin dengan Sowon?"

Sejenak laki-laki itu menatap Sohyun dengan satu alis terangkat. "Apa aku salah berfikir? Kau cemburu?" Sohyun diam, tak sejengkal katapun yang ingin ia keluarkan. Hingga tiba-tiba tawa Hoseok meledak ketika dugaannya memang benar.

"Girl, kau termakan dedemit Jimin." Laki-laki itu kembali tertawa. Tangannya bahkan menepuk pahanya berkali-kali. "Oh, maaf-maaf." Dia berdehem. Tatapan Sohyun cukup mengerikan untuk porsi cantik di wajahnya. "Aku hanya bercanda."

Gadis itu memutar pupil nya. "Tinggal jawab apa susahnya?"

"Wah, dasar gadis sok."

Sohyun mendelik, kesal sangat kesal. "Pergi sana."

"Oke, oke, jangan marah. Biar kujawab..., Sowon itu cinta pertama Jimin. Dulu waktu SMP mereka pernah dekat dan sempat pacaran. Tapi itu terjadi hanya sekitar dua bulan."

"Seokjin tahu."

Hoseok mengangguk. "Baginya itu hanya masa lalu, toh baik Jimin ataupun Sowon, mereka sudah sama-sama melupakan." Laki-laki itu menatap bibir Sohyun yang tersenyum, bibirnya pun turut ikut bermekar. "Lagipula Jimin sudah memilikimu."

Mata Sohyun menatapnya. "Aku masih belum yakin."

"Well, dia memang pemain gadis yang paling lihai diantara kami. Tapi saat Jimin menyuruhku mencari tahu tentangmu, dia terkesan sangat penasaran."

"Dia menyuruhmu begitu?"

"Yeah," Hoseok mengangguk. "Dia tidak pernah seperti itu sebelumnya. Dulu saat Sowon pergi tanpa kabar, Jimin bahkan hanya diam. Katanya sih gadis itu sedang menderita satu penyakit dan harus segera dirawat, tanpa sepengetahuan siapapun. Itu juga yang membuat Jimin menjadi playboy keparat. Tapi Sowon tiba-tiba datang dan bilang akan menikah dengan Seokjin hyung. Untung saja kau sudah hadir lebih dulu. Jika tidak, mungkin Jimin akan menyangkal keberadaan Sowon."

"Itu artinya aku hanya dijadikan pelarian semata, begitu?"

"Hei..., kau berfikir negatif sayang. Ck ck ck, aku tidak suka kau meremehkan perasaan uri Chimmy."

T'AMO ♣ The Diamond KingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang