♣Password #05♣

2.9K 357 9
                                    

Klik bintang di bawah dan jangan lupa komentar yah!

Jimin menatap pantulan dirinya di cermin raksasa yang memenuhi dinding di ruang latihan.

"Kudengar jika salah satu dari kita tidak layak, itu tidak akan berpengaruh pada yang satunya lagi." Ucap Jimin, entah menyindir atau hanya ingin berbasa-basi.

Jinri menunduk. "Mianhae (maaf)... Aku akan berlatih lebih keras lagi."

"Terserah, aku sudah cukup lelah. Duluan."

Gadis itu mengangguk, ia menghela napas menyadari kalau ternyata susah memvariasikan dua orang menjadi satu, mereka tidak cocok. Itu yang ia pikiran. Terlebih Jimin begitu cepat memahami koreografi atau memang dirinya yang terlalu lambat.

Yang pasti mereka tidak bisa saling memahami. Meski dulu Jinri adalah salah satu korban mainan laki-laki berparas manis pun sexy tadi.

♣💞♣

Jimin memasuki ruang latihan lain dan mendapati Sohyun tengah duduk bersandar pada cermin sendirian. "Dimana dia?" Bermaksud menanyakan Taeyong, Jimin mendekat.

Sohyun mengangkat bahu. "Tidak tahu, baru saja keluar." Balasnya lalu meminum air mineral.

"Ayo kita pulang."

Mendengar itu Sohyun berdecak. "Kau gila. Aku belum selesai latihan, pulang saja sendiri." Ucapnya ketus.

"Hei, berani melawan yah? Tiket VIP itu tidak akan kuberikan jika kau terus menolak kemauan ku."

"Masa bodoh, aku akan membelinya sendiri."

"Begitukah? Kalau begitu semua bandara internasional juga pelabuhan akan tertutup untukmu."

"Aishhh, dasar tengik!"

Jimin menyeringai, entah mengapa ia jadi ingat sesuatu sebelum mereka bertemu. "Wajahmu kusam sekali, sebaiknya istirahat. Buat jadwal latihan yang tidak terlalu padat."

"Mencoba menceramahi ku?"

"Benar, aku harus jadi kekasih yang baik."

"Ck! Kekasih jidatmu, mana ada orang yang sering gonta-ganti pacar." Cerca Sohyun.

"Aigoo... Bibirmu itu terlalu kasar, baby. Perlu kubantu memaniskan nya?"

Sohyun mendelik, melototi Jimin yang kini tertawa lebar. "Mati sana."

"Aishhh... Aku hanya bercanda. Geurae, (baiklah) aku akan menunggumu disini." Jimin ikut duduk di sebelah Sohyun.

"Bagaimana dengan Jinri? Seharusnya kalian juga latihan."

"Malas, tubuhku lelah dan bu----tuh sandaran." Jimin meletakkan kepalanya di bahu Sohyun. Namun secepat mungkin gadis itu menghindar dan sukses membuatnya mendengus kesal.

"Yak, kemari kau!" Jimin menarik tangan Sohyun dan memaksa gadis itu agar mendekat. "Ayo kita pulang..." Ucapnya lagi---merajuk manja---setelah berhasil meletakkan kepalanya di bahu gadis itu.

"Ck! Tunggu sebentar." Lagaknya sengit, tapi Sohyun tetap mengiyakan. Tubuhnya memang sudah cukup lelah hari ini.

Setelah memberikan pesan pada Taeyong, Sohyun berdiri---membuat Jimin hampir kehilangan keseimbangan. Laki-laki itu berdecak, lalu ikut bangkit dan merengkuh bahu Sohyun. "Kajja..."

Walau sudah berupaya menyingkirkan tangan Jimin, Sohyun akhirnya pasrah dan hanya ikut berjalan menuju parkiran.

Sempat diperhatikan namun dijadikan sebagai debu tak beraturan---yang setiap waktu bisa berterbangan. Tapi ketahuilah, mereka menjadi pusat perhatian anak kampus.

T'AMO ♣ The Diamond KingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang