Klik bintang di bawah dan jangan lupa komentar yah!
Menarik napas panjang dan menghembuskannya dengan kasar. Sohyun membuka lemari pendingin dan mengambil susu kotak yang beraroma pisang.
Setelahnya gadis itu berjalan mendekati meja dapur dan duduk di atasnya sambil mengayunkan kaki. Satu tangan lainnya memegang ponsel, melihat jika saat ini ada panggilan masuk.
Nomor privasi.
Sohyun mengangkatnya dan berseru. "Kenapa?"
"Are you okay?"
"Hm, I'm oke."
"Orang-orang itu mulai bergerak lagi."
"Mereka tidak akan tahu keberadaan ku, jangan khawatir."
"Mm."
Sejenak Sohyun menahan napas. "Kapan...," ia menghembuskannya secara perlahan. "Kapan pulang? Maksudku kapan kau datang ke Korea?"
Seseorang yang ada di seberang sana sungguh sangat ia rindukan. Hampir tidak ada kabar dan Sohyun sangat-sangat ingin melihat rupanya.
"Aku sibuk."
Sohyun mengulum bibirnya. "Ya, aku mengerti." Ucapnya mengakhiri panggilan tersebut. Antara kesal dan pasrah.
Gadis itu menengadah memikirkan nasibnya yang begitu kejam. Lama-kelamaan, jika diijinkan Sohyun ingin menyusul ibunya saja. Tapi masih ada satu orang yang menjadi alasannya untuk hidup.
Kali ini getaran ponsel membuyarkan pikirannya lagi. Sohyun mengernyit saat melihat nomor tidak dikenal masuk dan tak henti melerai suara.
Alhasil ia mengangkatnya. "Sia---"
"Tahu siapa aku?"
Sohyun menatap ponselnya. Terkejut. Matanya membulat. Sadar siapa yang tadi berucap, ia langsung memutuskan sambungan. Kalau tidak salah suara itu mirip dengan suara Jimin. Mungkin iya. Tapi mau apa laki-laki itu meneleponnya mapam-malam? Dan juga, darimana dia tahu nomornya?
Satu pesan masuk.
'Sembarang menutup telpon ku, besok pagi kau harus datang ke rooftop B.'
"Dasar manusia tengik!"
♣💞♣
Koridor di pagi ini sudah penuh dengan langkah kaki yang berlawanan. Sohyun menyesuaikan tubuhnya agar bisa menyelinap lebih cepat menuju ruang dosen di lantai empat.
Disaat ia berhasil keluar dari kerumunan orang, Sohyun menghela napas lega dan kembali melanjutkan jalan dengan santai. Selain School of dance, ia juga ikut serta dalam kegiatan School of drama. Tidak bisa dipungkiri jika bakatnya tidak hanya di satu bidang saja.
Pagi ini Sohyun disuruh mengambil naskah untuk bahan praktek minggu depan, dua memang lebih susah daripada satu. Tapi mengikuti jurusan yang berbeda sama sekali tidak merepotkan baginya.
Toh, K'ARTS memiliki manusia-manusia segudang bakat.
Namun sebelum Sohyun sampai tujuan, tangannya sudah ditarik dari belakang secara tiba-tiba. Park Jimin! Laki-laki itu.
"Lepaskan!" Sohyun menatapnya tak suka. Gadis itu mencoba untuk tidak mengikuti langkah kaki Jimin. Namun tenangnya tidak kuat saat laki-laki itu menyeretnya dengan penuh paksa.
KAMU SEDANG MEMBACA
T'AMO ♣ The Diamond King
Fanfiction"Playboy and excellent girl." Park Jimin itu M.E.N.Y.E.B.A.L.K.A.N "Kita juga akan menikah, hari ini setelah mereka!" Sungguh aku ingin mencukur rambutnya sampai botak. Psikopat---bast*rd! Rate 🔞