♣Terkadang terlambat menyadari sesuatu, perlahan-lahan aku mulai terjatuh pada pesonamu♣
Mudah menarik perhatian. Sohyun menari, menggerakkan seluruh bagian tubuhnya di hari yang ia tunggu.
Babak seleksi pertama, hanya ditonton oleh tiga juri. Namun Sohyun yakin beberapa pasangan yang lain melihatnya bersama Taeyong di layar televisi yang sudah disiapkan di belakang panggung.
Jimin yang berada di sana menunggu gilirannya kini tampak tersiksa, panas dan ingin keluar dengan segera.
"Hari ini Sohyun sangat bercahaya."
"Benar, dia sangat pandai menari."
"Ahh, aku iri pada Taeyong."
"Rasanya jantungku tidak bisa berdetak normal."
"Aishhh ucapanmu berlebihan."
"Lihat, lihat, Sohyun uwaahhh!"
"Aahh, bagian ini sudah aku lihat di waktu latihan. Tapi kali ini sangat berbeda."
Jimin berdiri di barisan paling depan bersama Hoseok. Kedua tangannya dilipat di depan dada.
Layar seukuran televisi lebar itu menampilkan pertunjukan Sohyun bersama Taeyong.
Gadis itu mendekat, meletakkan tangannya di pundak Taeyong. Gerakan tubuhnya lebih dari yang lain, berbeda, dan begitu menggoda.
Namun sialnya itu malah membuat Jimin berdecak hingga Hoseok mendengarnya.
"Huftt... Orang yang jatuh cinta memang selalu cemburuan." Celetuk Hoseok, untung saja itu hanya didengar di telinga Jimin.
Laki-laki itu menatapnya tajam, lalu memilih pergi dari sana dan menerobos kawanan yang lain.
Jimin tidak tahu apa yang terjadi, yang akhir-akhir ini mengusik ketenangannya di malam hari. Apalagi saat ia ingin pergi ke klub, pikirannya menjelajah di tempat lain.
Cukup lama Jimin berada di luar ruangan hingga suara Jinri, sahabat Sohyun yang sekaligus pasangannya kini berucap. "Setelah ini nomor urutan kita. Ayo bersiap-siap."
Sejenak Jimin menarik napas, merubah ekpresinya yang tadi cukup sangar. "Hm." Gumamnya tersenyum, ikut masuk ke dalam.
Namun matanya mendapati Sohyun bersenda gurau dengan Taeyong. Senyum gadis itu juga lebih ceria dan tampak tulus tanpa dibuat-buat.
"Aku merasa tidak enak badan, perutku sakit." Tutur Jimin tanpa sadar. Tangannya refleks memegang perut. Ekpresinya merintih lara. Pura-pura.
Jinri di sebelahnya mulai tampak risau. "Gwenchana? Ah, bagimana ini?" Gadis itu menatap sekitar. "Ayo kita duduk sebentar."
Jimin dituntun, lalu setelahnya Jinri pergi mencari obat. Sedangkan laki-laki itu menunduk. Baru beberapa detik, netranya mendapati sepasang sepatu wanita yang membuatnya mendongak melihat siapa pemiliknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
T'AMO ♣ The Diamond King
Fanfiction"Playboy and excellent girl." Park Jimin itu M.E.N.Y.E.B.A.L.K.A.N "Kita juga akan menikah, hari ini setelah mereka!" Sungguh aku ingin mencukur rambutnya sampai botak. Psikopat---bast*rd! Rate 🔞