♣Pipi itu merona, walau sesaat aku menyadarinya♣
"Itu Papa." Bisikan Eunbi membuat mata Sohyun menyipit saking tersenyum ringis. Dengan kaku Sohyun keluar dari lift.
"Eunbi-ya?"
"Mm?" Senyum Sohyun melebar, sebisa mungkin ia bersikap tenang. Karena ya luar biasa tatapan ayah Jungkook benar-benar tajam.
"Darimana?"
Begitu, ternyata Jungkook mewarisi sikap ayahnya. Pria itu berwibawa sekaligus mengundang gila karena dari penampilannya saja terkesan arogan, juga ambisius.
"Ah... Aku... Aku habis mencari--"
Meowww~~
"Kucing."
"Kucing? Tidak biasanya kau memanggil Fy seperti itu."
Oh, Sohyun diam. Matanya menatap ke bawah. Rasanya ia berada di kantor kepolisian. Andai yang ia hadapi ini adalah Jimin. Mungkin Sohyun sudah melayangkan tinjuan maut. "Aku hanya..."
"Tenanglah, itu bukan masalah." Jaehyun tersenyum. Kali ini lebih pada seorang Ayah yang mencintai putrinya. Entah kenapa Sohyun jadi rindu sosok ayahnya. Gadis itu tersenyum. "Sebentar lagi Papa mau ke Australia. Jadi tidak ada waktu untuk berlama-lama di sini."
Sohyun mengangguk. "Arraseo." Katanya hampir berbisik.
Jaehyun mendekat dan memeluknya sebentar lalu mencium kening Sohyun. "Sampai jumpa dua hari lagi."
Setelah itu Jaehyun pergi memasuki kotak lift. Sohyun mendesah lega. "Dia seperti Algojo."
"Eonnie jangan menghina Papa."
Sohyun tersenyum. "Well, setidaknya dia punya sikap baik padamu."
Terdengar kekehan dari suara manis Eunbi. Sohyun kembali mengikuti rute yang adiknya katakan. Hingga ia berhasil dihadapkan dengan pintu besar bermotif emas dan putih. "Wow, aku seperti mau ke dunia lain."
Pintu terbuka dengan sendirinya. Refleks Sohyun menatap sekitar dan dengan ragu ia masuk. Didalam sana gadis itu tidak menemukan kembarannya. "Kau dimana?" Sohyun menjatuhkan kucing juga keranjang hewan itu.
Tak ada suara lagi. Sohyun mengernyit apalagi saat kucing pelihara Eunbi mencakar-cakar sebuah pintu bercat putih. Sohyun mendekat dan membukanya.
Kamar mandi. Lantas dia semakin masuk ke dalam dan membulat ketika mendapati sosok adiknya yang sedang tersenyum sambil memangku kue. Eunbi duduk di meja dekat wastafel. "Selamat ulang tahun." Katanya.
"Uwahhh aku hampir lupa."
"Ingatan eonnie memang lemah."
"Jangan meledek."
"Nde..." Eunbi tersenyum simpul.
Sohyun mendekat dan menatap kagum kue coklat ukuran sedang yang bertuliskan Baby Byulbi dengan dua lilin angka 21. "Ayo kita tiup, sebentar." Eunbi menyalakan lilinya dengan korek api yang diam-diam ia ambil dari kamar Jaehyun, pria itu mungkin akan mengernyit bingung ketika akan menyalakan rokok. Eunbi meringis menatap kue di pangkuannya. "Ah, kuenya kecil. Aku dilarang banyak makan yang manis-manis."
KAMU SEDANG MEMBACA
T'AMO ♣ The Diamond King
Fanfiction"Playboy and excellent girl." Park Jimin itu M.E.N.Y.E.B.A.L.K.A.N "Kita juga akan menikah, hari ini setelah mereka!" Sungguh aku ingin mencukur rambutnya sampai botak. Psikopat---bast*rd! Rate 🔞