♣Duduk bersamamu, membuat pikiranku berjalan mendekatimu♣
Lain, berbeda dengan yang diharapkan Jimin ketika saat ini Taehyung dan Hoseok tersenyum sambil bertos ala pria. "Bagaimana rencananya?"
"Tenang saja~" Balas Taehyung kemudian. Senyum jahilnya tidak bisa luntur. Untuk dicurigai pun tidak bisa, karena setiap hari laki-laki itu memang sangat menganggu.
Semuanya sudah masuk ke dalam limosin. Mereka sudah siap-siap menuju bandara untuk kembali ke Korea.
"Kemana Jimin?" Tanya Yoongi. "Juga Sohyun, aku tidak melihat mereka pagi ini."
Hoseok berdecak 'binggo!' sambil menjentikkan jari. "Mereka sudah pergi lebih dulu ke bandara, dan sedang menunggu kita."
"Kau membiarkan mereka pergi duluan? Ini aneh..." Kepala Seokjin meneleng dan melihat Hoseok dengan curiga. "Biasanya Jimin akan tetap bersama kita."
"Ayolah, limosin ini sangat sempit. Jadi wajar jika mereka duluan."
Semua mata bergerak dan memincing kearah Taehyung, "apa?" tanya laki-laki itu.
Namjoon berdehem. "Aku pemilik limosin ini, kau tahu? Ini cukup menampung sepuluh orang tanpa berdesakan."
Mulut Taehyung membulat lalu memilih menatap kearah lain. Senyum jenakanya keluar dengan mata yang dibuat-buat lucu.
Limosin itu sudah melaju meninggalkan villa, terlebih suasana hening yang mendominasi. Sesaat Yoongi menggerakkan tangan. "Aku akan menghubungi Sohyun." Katanya, namun setelah tombol panggilan ditekan, tak ada sahutan, hanya diisi kata-kata menyebalkan.
'Maaf, nomor yang Anda tujuan sedang tidak aktif atau berada di luar jangkauan...'
♣💓♣
Jimin mengerjapkan mata ketika tubuhnya terasa hancur, pergerakannya seolah terbatas dan sangat panas.
Pacuan adrenalin ketika ia membuka mata hanya suasana gelap yang menerpa, apa ia buta? Pikirnya sejenak. Tidak mungkin, pasti mati lampu. Hanya saja Jimin tidak tahu berapa di mana.
Mencoba berdiri.
Lantas dengan rambatan pelan, ia meraba-raba sekitar yang bisa ia jangkau. Bukan ruangan, seperti lemari namun juga bukan, sempit sekali di sana. Rasanya Jimin berada di sebuah peti. Tangannya menemukan saklar tunggu dan menekannya.
Lampu kecil menyala, matanya tiba-tiba membulat saat dirasa dirinya berada di ruang penyimpanan perkakas dapur. Terlihat jelas bungkusan kardus yang isinya piring atau gelas dirak yang memenuhi dinding.
Apa yang ia lakukan di sana? Bagaimana bisa?
"Eugh." Suara seseorang.
Jimin beralih menatap kebawah, matanya lebih besar dengan mulut terbuka. "Sohyun-ah?"
KAMU SEDANG MEMBACA
T'AMO ♣ The Diamond King
Fanfiction"Playboy and excellent girl." Park Jimin itu M.E.N.Y.E.B.A.L.K.A.N "Kita juga akan menikah, hari ini setelah mereka!" Sungguh aku ingin mencukur rambutnya sampai botak. Psikopat---bast*rd! Rate 🔞