♣Jimin sedang kesal, Sohyun menyebalkan♣
Pakaian Sohyun meremas tubuhnya cukup kuat. Sangat ketat, gadis itu sudah lengkap dengan celana jeans hitam dan tengtop senada yang sangat elastis. Tak lupa rambutnya dikuncir kuda lalu sepatunya yang bermerek elegan. Semuanya serba hitam.
Sohyun lalu memasang sebuah alat di lengannya serupa pisau kecil yang direkatkan seperti gelang. Di pinggangnya melingkar sabuk hitam yang disatu sisi terdapat senapan kecil. Kantung celananya memuat alat mikro teknologi, sepeti laser, penyadap suara juga kamera mata-mata. Kali ini seluruh lampu di apartemennya sudah mati padam. Hanya kamar yang tersisa. Takut Yoongi menyadari aksi gilanya malam ini.
"Aku tidak percaya akan membantumu untuk masuk ke rumah Jungkook." Jimin bersedekap dada sambil menatap gadis itu dari belakang.
Sohyun berbalik. "Kau tidak mau?"
"Mana bisa aku menolak keinginan gadisku." Jimin memeluk Sohyun. Membuat gadis itu tersenyum sambil menepuk punggungnya. "Jangan lebay."
"Ah! Kau tidak asik."
Setelah semua yang Sohyun butuhkan sudah lengkap, Jimin mengenggam tangan Sohyun. "Aku akan bermain ke rumah Jungkook malam ini, sebisa mungkin kau tidak boleh ketahuan."
"Aku mengerti."
"Ini akan sulit."
Mobil melaju stabil. Jimin membawa Sohyun bersamanya menuju rumah Jungkook. Laki-laki itu sejenak memperhatikan gadis di samping tempat duduknya. "Kau yakin kau bisa?"
"Tenang saja. Aku tidak ragu sama sekali."
"Keamanan rumah itu cukup tinggi."
"Tenang saja."
Jimin menghela napas panjang. Dia kemudian menancap gas sebelum memasuki gerbang utama keluarga Jungkook yang sedari tadi sudah terbuka untuknya. "Arah jam tiga, penjagaan di sana sedikit renggang."
"Oke,"
"Jangan lupa hubungan handset nya, katakan jika ada masalah."
"Aku mengerti."
Jimin tiba-tiba menginjak rem sebelum benar-benar mengunjungi halaman luas mansion itu. "Kau tidak tahu aku sangat khawatir? Huh?"
Sohyun tersenyum menatapnya. "Kau khawatir?"
"Tentu saja!" Berang, terkesan jengkel. Jimin memukul setir kemudian dan memandang ke depan, alisnya tajam.
Sohyun terkekeh. "Mianhae...," Dia mengelus pundak Jimin, "aku mengerti. Jangan marah, mh?"
Jimin mendengus, kenapa ia bisa luluh hanya mendengar kata maaf dari bibir Sohyun, semudah itu? Dasar, "jangan mengecewakanku. Jungkook itu orangnya sangat keras."
"Makanya aku khawatir Eunbi berlama-lama dengan laki-laki itu."
Jimin kembali menancap gas. Kali ini ia benar-benar mencapai halaman rumah Jungkook dan memarkirkan mobilnya di tempat yang sudah tersedia. "Hati-hati."
Sohyun mengangguk dan membiarkan Jimin keluar lebih dulu. Setelah sekian waktu menunggu, kini penyadap suara yang ada pada Jimin mulai aktif.
"Hei, cook. Aku bosan."
"Tidak biasanya hyung kesini sendirian."
"Hoseok sedang berlatih, sepertinya dia tidak mau diganggu."
"Lalu hyung? Tidak latihan?"
"Aku sedang malas..., omong-omong Eunbi ada."
"Mau apa hyung menanyakannya?"
KAMU SEDANG MEMBACA
T'AMO ♣ The Diamond King
Fanfiction"Playboy and excellent girl." Park Jimin itu M.E.N.Y.E.B.A.L.K.A.N "Kita juga akan menikah, hari ini setelah mereka!" Sungguh aku ingin mencukur rambutnya sampai botak. Psikopat---bast*rd! Rate 🔞