♣Password #25♣

2.6K 240 35
                                    

Sebagai saksi. Matahari saja menoleh saat kita bersama, apalagi hari yang merangkak ikut menikmati suasana kita

Jimin-

Sohyun menelan saliva cukup gugup. Hanya dengan memandang Jimin saja jantungnya sudah menggila tak karuan. Terutama mata laki-laki itu, seperti magnet yang menangkap butiran pasir lemah seperti Sohyun. Dulu ia tidak seperti ini dan tampak acuh. Sekarang apa karena virus tebar pesona yang Jimin torehkan padanya kini sudah aktif?

Mereka saling menatap. Jimin mengulas senyum manis ketika gelagat mata Sohyun terlihat tidak fokus, apalagi dengan sengaja gadisnya ini mengigit bibirnya sendiri.

"Itu manis, sukses menggodaku, sayang." Ucap Jimin, kembali merapatkan tubuh mereka.

"Mworago?" Sohyun mengernyit. Tapi detik berjalan bibirnya sudah disambar oleh ranum sexy milik Jimin.

Sohyun memukul pundak pria itu, kepalanya berusaha mundur. Tapi anehnya Jimin tampak gigih dan menekan tengkuknya agar mendekat. "J-Jim---"

"Mm?" Jimin berpindah mencium rahang Sohyun. "Kau suka?" Lalu pindah ke bagian telinga.

"Jangan disini. CCTV-nya terhubung dengan komputer Yoongi."

Jimin menjauhkan wajahnya, terkesan enggan. "Lalu dimana?"

"Kamarku."

"Bagus, artinya kau mau melakukan itu bersama ku lagi."

Jimin mengangkat tubuh Sohyun dan meletakan kepala gadis itu di pundaknya. Sedangkan kaki Sohyun sudah melingkar erat di pinggangnya. Sohyun tidak pernah menyangka terbesit perasaan ingin melakukan hal gila itu bersama Jimin untuk kedua kalinya.

Kemarin malam saja beruntung ia bisa menendang Jimin keluar dari kamar. Lebih pada sasaran aset Jimin yang berharga.

Tapi sekarang seakan tidak ada perlawanan. Dan ada satu hal yang ingin Sohyun tanyakan. "Apa ini hanya syarat agar kau memberitahu alamat Jungkook?"

"Tidak," Jimin menutup pintu dengan kakinya dan meletakkan Sohyun di tempat tidur. "Tanpa syarat pun, aku akan memberitahumu jika kau mau. Hanya saja aku ingin melakukan itu lagi denganmu."

Jimin mencium keningnya merambat turun ke mata. Lalu menyesap bibir Sohyun cukup lama, mengabsen apa saja yang Sohyun pajang di dalam mulutnya. Laki-laki itu membuka kancing kemejanya disaat ia masih bergulat dengan bibir Sohyun.

Memang benar, gadis itu sangat lihai, sexy dan mampu mengimbangi permainannya. Walau kerap kali dibagian tertentu Sohyun terasa kaku. Tapi ciuman dibibir saja sudah cukup.

Gadis itu melingkarkan tangannya di leher Jimin. Pikirannya kabur, hanya ingin memenuhi hasratnya. "Kau pernah melakukan ini dengan gadis lain?" Tanya Sohyun setelah berhasil mengambil pasokan udara.

"Pernah." Jimin menyibak surai lebat Sohyun, lalu mencium telinganya sembari membuat tanda kepemilikan di area sana. "Tapi itu dulu, dan sekarang ada kau. Jadi jangan merasa khawatir."

Sohyun baru ingat, Jimin itu playboy, jelas jika banyak gadis yang lelaki itu permainkan. "Aku jadi ragu."

"Apapun itu kau tidak boleh ragu." Jimin kembali mencium dalam bibir Sohyun dan bermain dengan lidah gadis itu. "Aku akan menyakinkan bahwa aku ini sangat mencintaimu, Lee Sohyun."

Tak tinggal diam. Penjelajahan tangan Jimin berpartisipasi di tubuh Sohyun. Menjangkau segala perpahatan yang bisa ia capai. Hingga berhasil membuat tubuh itu bergetar.

Sohyun merapatkan kelopak matanya agar tertutup. Alisnya sampai ikut berkerut. Hingga akhirnya tangan Jimin mengelus kelopaknya. "Bukan matamu, sayang." Kuncinya dengan kecupan singkat di daerah mata itu lalu hidung dan bibir lagi. Sukses membuat Sohyun kembali menatapnya.

T'AMO ♣ The Diamond KingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang