♣Password #08♣

2.6K 412 31
                                    

Klik bintang di bawah! Jangan lupa komentarnya.

Dulu dan sekarang sudah berbeda, tapi gadis itu masih memimpikan sebuah kebahagiaan.

Netra Sohyun terkesiap saat mendapati Jimin tengah tidur disamping sambil memeluk tubuhnya. Jarak mereka sangat dekat, cukup dekat! Terlebih deru napas laki-laki itu yang dapat Sohyun rasakan begitu hangat.

Diam-diam memperhatikan, tampan-tampan, memang tampan. Tak mampu menolak apalagi berteriak. Tapi nyatanya sistem kerja otak gadis itu kembali menyerap setelah jiwanya terkumpul.

"PARK JIMIN! SIALAN! APA YANG KAU LAKUKAN DIKAMARKU!"

Sohyun mendorong kuat tubuh laki-laki itu hingga jatuh ke bawah dengan wajah yang sukses mencium lantai.

"Appoo..." Erangnya tertahan sebentar.

Untuk sesaat Jimin mengerjapkan mata beberapa kali, lalu ia berdiri sambil mengusap wajahnya dengan satu tangan.

Laki-laki itu juga ikut bangun, penampilannya tampak seperti raja penggoda yang sering disiarkan pada acara fashion show. Model papan atas.

Rambut tak tertata, kemeja putih yang keseluruhannya tak dikancing, dan jangan sia-siakan tubuhnya yang sixpack itu.

"Park Jimin, kau..." Sohyun melotot, menatapnya horor dengan bibir yang membulat kecil.

Sedangkan Jimin mengernyit, ingin mendengar kata-kata Sohyun yang selanjutnya. "Apa?"

"Apa yang kau lakukan disini?"

"Disini? Ini tempatku."

Sohyun menatap sekitar lalu jatuh pada dirinya sendiri. "Kau... Tidak macam-macam 'kan? Bagaimana bisa aku ada disini?" Tanyanya sedikit terkejut.

Jimin mendekat dan kembali berbaring di samping gadis itu. "Semalam kau tidak sadar, jadi aku membawamu ke tempat ini. Kalau macam-macam, aku tidak melakukan apapun. Tapi kau yang melakukan sesuatu padaku."

Sohyun mencoba menetralisir detak jantungnya. "A-apa?"

"Kau tidur memelukku, mencubit-cubit pipiku, mengigaukan---aku akan membunuhmu, aku akan membunuhmu!" Lagak Jimin seperti seorang wanita. Laki-laki itu melanjutkan. "Itu sangat menganggu."

Sohyun menatap ke arah lain. Lalu menyingkap selimut dan bangkit dari tempat tidur. "Aku harus pulang, Taeyong-ie pasti menunggu di tempat latihan."

"Mau pergi?"

"Tentu saja."

"Tunggu dulu," Jimin memperhatikan pakaian gadis itu yang masih lengkap, "bersihkan dirimu. Kau tampak berantakan..." Lagi-lagi Jimin menelitinya, membuat Sohyun mengernyit bingung memperhatikan dirinya sendiri.

"Peraturan, jangan mencoba menggoda laki-laki lain. Kau cukup sexy dengan penampilanmu yang sekarang."

Sohyun tersenyum miring. "Lidahmu harus ku potong." Sarkas nan sadis. Gadis itu sangat pandai mengolah kata-kata.

Bahkan Jimin hampir bergidik ngeri membayangkan jika lidahnya benar-benar harus dipotong oleh gadis itu.

"Lidahmu sama tajam seperti pedang, ck!"

♣💞♣

Kaki semulus danau es itu keluar dari mobil kekasihnya. Sohyun menatap sekitar, beberapa orang tampak memperhatikan mereka. Terlebih Jimin kian ikut menatapnya.

"Mulai sekarang kau harus terbiasa dengan tatapan mereka." Ucap Jimin, tangan kirinya merambat memeluk bahu Sohyun. Kini mereka berjalan beriringan, dengan gadis itu yang masih mempertahankan sikap anggunnya, bersedekap dada.

T'AMO ♣ The Diamond KingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang