♣Bonus♣

3K 214 53
                                    

Aku saranin buat liat video di bawah ini, karena sebagian besar ini masuk chapter bonus yang tidak aku ketik di halamam cerita T'AMO.

Hati kita akan bersama, meski raga kita jauh dari kata menyapa

Jimin sudah sangat frustasi setelah dua bulan terakhir Sohyun menetap di Amerika bersama Eunbi. Ah, fokusnya pada hidup bahkan sudah hilang. Rambutnya kusut, wajahnya kusam asam, baunya bahkan seperti keringat pria yang baru lari maraton lalu dibiarkan menginap seharian.

Dia hanya tersungkur di tempat tidur dan enggan beranjak barang sejenak, ketahuilah, dia jarang mandi dan hanya disaat Sohyun menghubunginya saja dia baru patuh untuk makan lalu membersihkan diri.

Tepat di hari ke-60 Sohyun hilang dari pandangan mata Jimin, lelaki itu tergeletak di lantai menatap ponselnya yang di dicolok kabel charge tanpa dilepas sejenak pun, takut habis, takut melewatkan satu balasan pesan dari Sohyun.

Catat, dia jadi seperti ini karena wanita itu.

Nyatanya Jimin selalu berharap bahwa wanita itu memulai panggilan atau percakapan pesan, namun sayangnya Sohyun memang tidak pernah memulai barang kata 'Hai' sekalipun.

Alhasil Jimin yang selalu bilang. 'Hai' untuk mengawali. Ini sudah biasa.

Ting...

Pesan Sohyun masuk setelah Jimin bilang kalau dia lapar.

Sohyun : Kalau begitu makan.

Jimin : Aku ingin makan bersamamu.

Sohyun : ...

Jimin : Sohyun-ah, ayo pulang.

Sohyun : Nanti.

Jimin : Kenapa? Kau tidak merindukan ku?

Sohyun : Mau ku beritahu sesuatu?

Jimin menghela napas, Sohyun selalu berhasil mengalihkan topik. : Ya, katakan.

Lalu Jimin menerima sebuah foto---tespek. Sontak dia mengernyit keras dengan ponsel yang didekatkan pada mata.

Jimin : Apa maksudnya itu?

Sohyun : Aku hamil.

Mendadak Jimin langsung menghubungi Sohyun dan berseru. "Yak, kau bercanda? Hamil? Dengan siapa?!" Video call itu memperlihatkan Sohyun sedang dudul di kasur sambil memakan strawberry.

Sohyun berdecak di seberang sana. "Denganmu, usianya baru dua bulan. Kau tidak percaya?" Sohyun menunjukkan selembar kertas yang menyatakan kalau dia benar-benar positif hamil.

Jimin melebarkan matanya, jantungnya tiba-tiba bergemuruh cepat. "Aku akan jadi seorang ayah?!" Pekiknya girang.

"Ya." Balasnya datar.

Jimin langsung berdiri. "Kau harus cepat pulang! Tunggu, ohh tidak-tidak, kau tidak boleh naik pesawat, aku akan tinggal di Amerika. Aku mau pergi ke sana. Aku mau mandi!"

Jimin mulai membuka kaosnya di hadapan Sohyun. Tapi wanita itu langsung mencegah. "Jimin!!"

Dengan cepat Jimin mendekatkan wajahnya ke ponsel. "Yah? Kau ingin sesuatu?! Apa? Katakan saja." Sungguh ini adalah hari terbaik untuk Jimin. Rasanya dia ingin melompati bulu-bulu domba sambil menabur-naburkannya di kepala Sohyun.

T'AMO ♣ The Diamond KingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang