♣Password #34♣

1.6K 215 47
                                    

"Selatan, 30 unit mobil hitam jenis Hatchback berjalan ke markas."

"Ada tiga unit di sebelah barat."

"Sisi timur 45 unit."

"Lacak keberadaan gadis itu."

"Ada satu mobil mencurigakan, kemungkinan dia ada di antara mobil di sisi timur. Urutan ke sepuluh."

"Tsk, strategi macam apa itu? Membosankan."

"Tuan, apa pendapatmu?" Tanya seorang pria pada lelaki yang duduk di kursi tunggal. Dia masih lekat memperhatikan komputer seraya memakai mikrofon.

Sedangkan lelaki yang dimaksud tadi sedang menyesap rokok dengan asap yang mengepul menguasai udara di sekitar wajahnya.

"Apa lagi? Sambut kedatangan tamu kita dengan meriah."

Pria itu mengangguk patuh dan berucap pada anak buahnya yang bertugas menjaga situasi luar. "Hancurkan mereka."

♣💗♣

Jimin mengecek isi pelurunya, sedangkan Sohyun hanya menatap kedepan sambil bersedekap dada.

"Jimin, aku sungguh tidak mau pulang."

"Diam."

"Kau bercanda yah? Jangan bikin aku kesal. Aku ingin bertemu dengan ketua mereka."

Jimin berdecak. "Bisa diam, tidak?"

"Tidak bisa." Sohyun menoleh dan melotot dengan bibir komat kamit. Kepalanya mencondong mendekati Jimin. "Kau mau mati ditanganku, huh?" Ancam nya.

Jimin menyeringai dengan dengusan pendek. "Silahkan saja."

"YAK!!" Sohyun sudah sangat kesal. "Aku ingin tahu kenapa kakakku jadi jahat---

---Jimin kumohon. Suruh mereka turunkan heli nya." Ya, sedari tadi Sohyun melayang-layang di udara tanpa arah yang jelas.

Kali ini Jimin menoleh pada Sohyun, wanitanya memohon? "Kau mau apa? Mati ditembak atau ku sayat?"

"Brengsek!" Reflek Sohyun menampar pedas bahunya. "Kau minum atau apa? Huh?!"

"Aishhh, dengar. Aku sudah cukup frustasi saat dapat kabar kalau kau bohong pergi ke Amerika."

"Tunggu, tunggu dulu. Bagaimana kau tahu? Bagaimana kau bisa tahu aku disini?"

Jimin menghela napas, merepotkan jika ia harus menjelaskannya pada Sohyun. Wanita itu pasti marah padanya kalau ia sendiri yang menyulik dengan kedok topeng hitam saat malam itu. "Sudahlah, jangan dibahas. Aku hanya khawatir."

Sohyun menyipitkan matanya curiga. "Kau membuatku takut."

"Bagus kalau kau punya rasa takut padaku."

"Cih," Sohyun menjauh. "Kita ini sedang ke mana? Kau bilang mau membawaku pulang. Tapi tidak mungkin 'kan dengan heli. Jaraknya terlalu jauh."

"Kau tahu?" Jimin menatap ke arahnya sambil tersenyum smirk. "Aku tidak bisa menolak keinginanmu."

Sohyun melebarkan mata cukup kaget. "Maksudmu?"

"Kita ini sedang ke markas Sicario." Kali ini Sohyun membulatkan bibirnya. Melihat itu Jimin langsung mencium Sohyun sepihak dan menjauh. "Godaan bibirmu itu bikin aku bergairah."

Reflek Sohyun menutup mulutnya dengan tangan seraya berbisik. "Kau gila."

Jimin terkekeh. "Lokasinya sudah tidak jauh. Tapi kita tidak akan mendekat dulu."

T'AMO ♣ The Diamond KingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang