Aaron POV
Aku tidak bisa memejamkan mataku setalah menerima telepon dari Brian.
Sebentar lagi aku akan bertemu dengannya. Aku tidak tahu harus mengatakan apa padanya. Setelah semua yang aku lakukan.
Aku terduduk di ranjang dan mengacak-ngacak rambutku frustasi.
Aku memutuskan untuk ke balkon dan menyalakan sebatang rokok. Bukan kebiasaanku, namun jika sedang stress, rokok adalah pelarianku.Author POV
"Leo, aku rindu padamu. Kemana saja kau. Kau janji akan kembali padaku." Isaknya di dada pria itu.
"Tenanglah. Aku ada disini. Aku merindukanmu juga My Tine." Ucap pria itu sambil memeluknya erat. "Tunggulah aku." Ucapnya lagi. Wanita itu mendongak. Ia melihat pria yang dipanggilnya Leo itu dan terkejut.
"Aaron?."Christine tersentak dan bangun dari tidurnya. Mimpi itu sangat aneh buatnya. Ia memimpikan Leo sebagai pria dewasa. Namun pria itu adalah Aaron.
"Kenapa pria itu selalu membayangiku?." Ucapnya pada dirinya sendiri.
Christine duduk di ranjang sambil meminum air.
"Honestly, I miss you so much." Katanya sambil mengusap air matanya. Setelahnya, Christine tak bisa sekejappun memejamkan matanya. Ia terjaga sampai suara alarm Sophie sayup-sayup terdengar dari kamar disebelahnya.
Christine beranjak dari tempat tidurnya, mencuci wajahnya dan berjalan keluar kamar. Ia menuju kedapur dan menyiapkan 3 porsi french toast, karena tunangan Sophie, Brian masih menginap dirumah mereka.
"Good morning Tine, kau bangun pagi sekali." Sapa Sophie.
"Aku tidak bisa tidur. Aku bermimpi aneh semalam." Keluh Christine.
"Benarkah? Mimpi apa? Ceritakan padaku." Ucap Sophie penasaran.
Namun sebelum sempat bercerita. Brian bergabung dengan mereka.
"Good morning babe." Sapanya pada Sophie sambil mencium keningnya.
"Good morning Christine." Sapanya pula pada Christine.
"Good morning." Sapa kedua wanita itu bersamaan.
"Ayo ceritakan." Ucap Sophie tidak sabaran.
"Aku bermimpi tentang Aaron." Jawab Christine.
Brian menghentikan aktivitas makannya sejenak, namun melanjutkannya. "Berarti Sophie belum memberitahunya bahwa aku adalah sahabat Aaron"ucapnya dalam hati.
Sophie pun tampak penasaran dan melupakan bahwa Brian mengenal Aaron.
"Mimpi macam apa?" Sophie benar-benar penasaran.
"Entahlah, kukira aku bertemu Leo dan memeluknya. Aku sangat merindukannya. Namun ketika aku mendongak. Yang kulihat adalah Aaron." Jawab Christine sambil menunduk.
"Kau tahu, dalam ilmu yang ku tekuni, itu menunjukan kau merindukan seseorang yang belum lama ini bersamamu, seseorang yang berarti." Ucap Brian sambil masih asik menyantap sarapannya.
Christine dan Sophie menoleh kearahnya dengan bingung. Sophie tersentak dan ingat bahwa Brian mengenal Aaron. Bahkan bersahabat.
"Apa maksudmu? Memangnya ilmu apa yang kau pelajari?" Tanya Christine.
"Maksudku, kau merindukan seseorang, Aaron tepatnya. Aku hanyalah seorang mahasiswa psikologi." Jawab Brian, jelas-jelas berbohong.
"Apa hakku untuk merindukannya, ia tidak ada hubungannya denganku." Ucap Christine menatap Brian.
"Apa harus mempunyai suatu hubungan, baru kau boleh merindukan dan mencintai seseorang. Jika kau benar-benar merasakan perasaan itu. Buang egoku. Dan terimalah perasaan itu dengan senang hati. Dan mungkin saja akan berdampak baik padamu." Ucap Brian sambil melahap potongan terakhir rotinya dan beranjak deri meja makan. Meninggalkan Christine dan Sophie yang melongo.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm in love with you, doc!
RomanceHidup Christine berubah setelah kemalangan datang bertubi-tubi. Ayahnya yang meninggal dan hutangnya yang menumpuk. Dan hampir saja kehilangan kehormatannya akibat terlalu percaya. Pikiran Aaron tidak bisa berpaling darinya, deja vu yang datang dan...