Leonardo

5.6K 254 0
                                    

Author POV
Aaron mengetuk-ngetukkan kakinya dengan gelisah saat sedang sarapan bersama Brian. Kopi yang telah dipesannya 15 menit yang lalu sudah mulai mendingin.
"What's wrong with you? Kau seperti buronan." Ucap Brian melihat gelagat Aaron yang gelisah.
"Aku tidak tahu harus berkata apa nanti saat bertemu dengannya. Adakah wanita yang mau kembali pada seorang pria yang sudah ketus, jahat dan mencium wanita lain didepannya?" Tanya Aaron gusar.
"Aku juga tidak tahu, kau memang pria yang brengsek." Jawab Brian sambil memperlihatkan mimik tersakiti diwajahnya.
"Wajahmu tolong dikondisikan. Membuatku mual saja." Ucap Aaron dengan nada jijik. Brian hanya terkekeh.
"Anggap saja ini balasan untukmu karena sudah menelantarkannya. Tapi.. tunggu dulu." Brian menghentikan kata-katanya dan mengambil ponselnya, lalu menekan satu nama.
"Hey babe, where are you? I need you. I'm at Du Monde cafe. Okay bye." Ucapnya dengan seseorang di seberang.
"Kau menelepon Sophie? Untuk apa?" Tanya Aaron.
"Kau tahu Sophie adalah sahabat Christine sejak lama, setidaknya ia tahu apa yang disukai dan tidak disukai darimu. Dan mungkin itu bisa menjadi bahan introspeksi diri terhadap dirimu." Jawab Brian sambil menyeruput kopinya.
15 menit kemudian Sophie muncul.
"Hey babe." Katanya sambil mengecup pipi Brian
"Hello, Aaron." Katanya ketika menyadari kehadiran Aaron.
"Duduklah. Aku pesankan kopi kesukaanmu." Ucap Brian sambil beranjak dari meja mereka.
"So, what's going on? Why you guys need me here? Tanya Sophie.
"Kau sudah berteman lama dengan Christine dan setidaknya Ia menceritakan tentangku padamu? Aku ingin tahu, bagaimana cara meminta maaf padanya." Tanya Aaron langsung.
"Hmm.. ia hanya tidak menyukai kekasaranmu saja. Dan terlebih saat ia melihatmu berciuman di ruanganmu. Namun setelah itu ia jarang menceritakan tentangmu. Christine orang yang sangat tertutup, bahkan denganku." Jawab Sophie.
"Lalu aku harus bagaimana?" Tanya Aaron frustasi.
"Ikuti kata hatimu, jika kau memang menyesal dan memang mencintainya. Kau pasti tahu cara untuk mendapatkan hatinya kembali." Kata Sophie.
Brian datang dengan kopi dan cheesecake ditangannya.
"Here you go princess, your favorite meal." Ucap Brian dengan nada yang dibuat-buat.
"Thanks babe." Jawab Sophie sambil terkekeh.

Aaron menatap pasangan itu, dan mulai memutar otak untuk mencari cara agar saat pertemuannya dengan Christine, Ia termaafkan. Aaron melirik jam tangannya. Jam menunjukkan pukul 3, sejam lagi Christine akan datang. Aaron lalu menuju kearah counter bar dan berbicara pada seseorang. Orang itu mengangguk diiringi dengan mereka berjabat tangan.

Christine POV
Aku memasuki cafe pukul 4 lewat lima menit. Aku melihat Jerry bersidekap dan bersandar di counter. Dan mengibaskan tangannya memanggilku.
Aku tahu aku terlambat, apa aku dalam masalah? Tanyaku dalam hati
"I'm sorry I'm late." Kataku langsung didepan Jerry. Jerry terkekeh lalu menyuruhku duduk.
"Hari ini kau tidak bekerja. Kau..."
"Aku dipecat?" Kataku panik sehingga memotong perkataannya. Tawa Jerry meledak.
"Bukan, karena kesuksesan tampilanmu kemarin, pelangganku meningkat hanya dalam 2 hari. Kau pantas diberi hadiah, jadi hari ini kau boleh memesan apapun, gratis. Plus, menikmati mini konser khas Du Monde." Kata Jerry.
Aku hanya melongo sambil mencerna kata-kata Jerry. Lalu aku memutuskan untuk tetap duduk. Namun seorang pelayan yang aku lupa namanya memintaku untuk duduk di meja dekat panggung. Aku menurutinya.
Seseorang datang dan duduk disampingku.
"Hey Tine, kau sudah pesan minum?." Tanyanya padaku. Ternyata Sophie.
"Aku belum memesan apapun, kenapa kau bisa ada disini?" Tanyaku. Tidak biasanya Sophie ada waktu luang pada sore hari seperti ini.
"Oh.. salah satu rekanku mau menggantikanku di vet. Aku dengar akan ada mini konser spesial Du Monde cafe hari ini." Jawabnya.
Aku hanya menganggukkan kepalaku.
Hari semakin larut dan aku melihat teman-temanku berlalu lalang sambil membawa alat musik. Namun anehnya tidak ada yang berada di posisi penyanyi. Lalu tiba-tiba ada yang menutup mataku dengan kain.
"Jangan panik. Ini kejutan ulang tahunmu." Kata Sophie.
Ulang tahunku bukan hari ini. Ucapku dalam hati. Namun aku memilih bungkam.
Musik mulai mengalun. Terdengar suara seorang pria bernyanyi.

Going back to the corner where I first saw you
Gonna camp in my sleeping bag I'm not gonna move
Got some words on cardboard, got your picture in my hand
Saying, "If you see this girl can you tell her where I am?"
Some try to hand me money, they don't understand
I'm not broke - I'm just a broken-hearted man
I know it makes no sense but what else can I do?
How can I move on when I'm still in love with you?
'Cause if one day you wake up and find that you're missing me
And your heart starts to wonder where on this earth I could be
Thinking maybe you'll come back here to the place that we'd meet
And you'll see me waiting for you on the corner of the street
So I'm not moving, I'm not moving

Lagu itu berhenti dan Penutup mataku terbuka. Aku melihat Aaron. Aaron yang kurindukan. Namun otakku memerintahkanku untuk pergi dari sana. Aku bediri, namun tangannya menahanku. Dan menarikku dalam pelukannya.
"I'm so sorry My Christine. I'm sorry I left you for too long. Now I'm back, not as The asshole Aaron. But as your Leonardo." Bisiknya ditelingaku. Air mataku turun tak terbendung. Aku mengeratkan pelukanku padanya.

I'm in love with you, doc!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang