Christine POV
Aku berjalan masuk kedalam kamarku. Mengambil sebuah pigura dengan aku, ayah dan ibu di dalamnya.
"Ayah, Ibu. Sepertinya hidupku mulai membaik. Aku mendapatkan pekerjaan. Hutangku sudah lunas. Rasanya ini sudah cukup bagiku. Tapi, apa pendapat kalian jika aku masih mencintai orang itu? Apakah ia mencintaiku juga? Aku sudah cukup melihat kejadian itu, harusnya aku berhenti mencintainya. Tapi kenapa aku masih merasakannya, dan bahkan setelah beberapa bulan ini, aku malah merindukannya?." Ucapku memeluk pigura itu.
Lalu aku tersadar ada sesuatu didalam pigura itu. Aku membuka bagian belakang pigura dan mengambil benda itu, ternyata sebuah foto anak laki-laki. Aku baru ingat jika itu Leo. Sahabat kecilku yang dikatakan tewas dalam kecelakaannya saat pindah ke Seattle. Senyum foto itu mengingatkanku pada sesuatu. Ingatanku kembali melayang saat aku melihat foto di mansion itu. Foto dokter Aaron kecil dan kedua orangtuanya. Sangat mirip. Bahkan sama.
Namun orangtuanya. Bukan orangtua Leo.
Mungkinkah Leo tidak meninggal dalam kecelakaan itu? Apakah Leo diadopsi?
Aku terbang dalam hayalanku dan tanpa tersadar sebuah bulir jatuh dari pelupuk mataku.
Aku segera menghapus airmataku dan beranjak mandi lalu berangkat bekerja.Author POV
Sophie menceritakan semuanya kepada Aaron dan Brian. Aaron tampak terkejut, juga senang. Brian melongo tak percaya. Bahwa dunia benar-benar sempit.
"Jadi Christine mencintaiku, selama ini?" Tanya Aaron lebih kepada dirinya sendiri.
"Jika kau juga mencintainya dokter. Kenapa kau membiarkannya sakit hati sampai kedua kalinya. Jangan tersinggung, tapi sebagai sahabatnya. Akupun memandangmu sebagai pria brengsek." Ucap Sophie sengit.
"Aku hanya terlambat menyadari bahwa perasaanku ini adalah perasaan cinta. Dan aku membiarkan egoku menutupinya." Jawab Aaron sambil menunduk.
"Jadi kau akan menyusulnya ke New Orleans bro?." Tanya Brian akhirnya buka suara.
"Tentu saja, setelah kesempatan ini datang, aku tidak akan menyia-nyiakannya. Aku tidak akan melepaskannya lagi." Jawab Aaron dengan mantap.Chirstine POV
Aku sampai di cafe pukul 3.35, beberapa orang sedang bersiap-siap dipanggung. Mungkin saja itu band yang dikatakan Jerry, jadi aku mendekat.
"Chris.. kau datang." Sapa Jerry.
"Tentu saja aku datang." Jawabku seraya tersenyum.
"Jadi ini adalah band cafe kami. Bagian keyboard ada Michael, Bagian biola ada Jason, dan Bagian gitar ada Mac." Ucap Jerry memperkenalkan personel band itu.
"Hey everyone, I'm Christine." Ucapku seraya tersenyum pada mereka.
"Hey Chris, nice to meet you." Ucap mereka hampir serentak.
Setelah bersiap-siap. Para pelanggan mulai memasuki cafe. Aku agak sedikit gugup. Karena aku sudah lama tidak bermain musik, apalagi bernyanyi.
Kami naik ke atas panggung dan mulai memperkenalkan diri.
Lagu pertama yang kami mainkan adalah A Thousand Year.
Tepukkan tangan pengunjung membuatku tersenyum lega. Jerry melihatku dari bar dengan senyum puas.
Aku senang sekali.
Lagu selanjutnya yang kami nyanyikan adalah Scared To Be Lonely.
Pekerjaanku selesai pukul sembilan malam.
Jerry sangat senang. "Kau memiliki suara emas girl. Kau akan terkenal. Ayo, kalian semua ku traktir minum." Kata Jerry sambil tertawa senang.
Aku hanya tersenyum melihatnya.
Pukul 10 malam aku pamit untuk pulang. Sesampainya di dirumah. Aku heran melihat pintu rumah yang tidak terkunci dan lampu rumah yang menyala. Aku masuk dengan khawatir. Namun ternyata kekhawatiranku percuma, karena Sophie sudah pulang bersama seseorang.
"Hey Sophie. Kau bilang akan pulang besok?" Dan siapa ini?" Tanyaku pada Sophie.
"Ini Brian, tunanganku. Aku eemm hanya rindu padamu. Aku tidak mau meninggalkanmu terlalu lama. Lagi pula dari mana saja kau baru pulang larut malam begini." Sophie berbalik menanyaiku.
Aku mengulurkan tanganku pada Brian. "Hey, I'm Christine. Nice to meet you." Ucapku sambil tersenyum. Brian menyambutnya. "I'm Brian, doctor Brian Ramirez." Jawabnya.
"Anyway aku baru saja mendapatkan pekerjaan. Aku bernyanyi di cafe De Mundo." Ucapku antusias.
"Seriously? Wow that's great girl." Jawab Sophie tak kalah antusias dan langsung memelukku.
"Ya sudah, aku akan kekamar, aku lelah. Selamat malam." Ucapku pada mereka semua dan naik ke kamar.Author POV
Brian mengambil ponselnya dan menekan satu nama.
"Bro, besok jam 4 di cafe Du Monde." Ucapnya dan menutup ponselnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm in love with you, doc!
RomanceHidup Christine berubah setelah kemalangan datang bertubi-tubi. Ayahnya yang meninggal dan hutangnya yang menumpuk. Dan hampir saja kehilangan kehormatannya akibat terlalu percaya. Pikiran Aaron tidak bisa berpaling darinya, deja vu yang datang dan...