From His Eyes
Aaron POV
Aku menjawab telepon dari John, mengatakan semua sudah siap. Aku mengiyakan dan menutup telepon. Aku melihat Christine menatapku bingung."Oh.. aku lupa hari ini aku harus menghadiri rapat pimpinan rumah sakit. Jadi John hanya mengingatkanku." Ucapku sambil tersenyum manis.
"Kau seorang dokter dan kau lupa hari ini rapat penting. Great." Jawabnya sambil menggelengkan kepala. Aku hanya tertawa melihat tingkahnya.
Aku menghentikan mobil didepan Marylin boutique. Aku sudah merencanakan ini jauh hari sebelum aku melamarnya minggu lalu. Aku sudah memesan setelan terbaik untuk hari ini. Tapi aku membiarkannya memilih dress yang disukainya.
Aku melihat tatapannya jatuh pada satu dress berwarna putih, aku menyuruhnya untuk mencoba dress itu.
Di bilik fitting room satunya, Brian dan Sophie sudah siap untuk menjalankan rencanya selanjutnya.
Aku sebenarnya ragu dengan rencana ini, karena aku merasa Christine masih trauma dengan kejadian yang menimpanya. Namun Sophie meyakinkanku, bahwa Christine memiliki jiwa yang kuat, dan tidak akan lemah dengan kejadian seperti itu. Akupun menuruti rencananya.
Begitu Christine keluar dari fitting room. Aku tak bisa mengalihkan pandanganku dan tersenyum lebar."Kau cantik." Ucapku, sebelum Sophie mengambil alih Christine.
Sementara aku, menuju kerumah sakit. Aku sudah meminta ijin kepada pihak rumah sakit, untuk meminjam taman rumah sakit untuk acara pernikahanku, dan berjanji tidak akan membuat keributan. Pihak rumah sakit mengijinkannya, dan menyambutnya dengan antusias, bahkan membantuku untuk mempersiapkan segalanya.
Aku menunggu dengan gelisah, aku gugup. Tak pernah segugup ini sebelumnya, hari ini aku akan menikahinya, menikahi Christineku. Kegugupan dan kegelisahanku sirna saat melihatnya diseberangku, memegang buket bunga dan terlihat bingung. Pandangan kami bertemu, dan aku tersenyum padanya.
Ku perhatikan setiap langkahnya mendekatiku, diapit oleh Brian dan Sophie.
Namun seperti biasa, ia mengomel dan meminta penjelasan, sampai Bapa pendeta berdehem dan kami melanjutkan pernikahan."I, Aaron Gerald Harris, take you Christine Melody Ariston to be wedded wife. To have and to hold from this day forward. For better, for worse. For richer and poorer. In sickness or in healt. To love and to cherish. 'Till death do us part." Ucapku dengan sungguh-sungguh menatap manik matanya yang indah. Lalu kami saling memasangkan cincin yang dibawakan oleh Brian dan Sophie.
"I do." Jawabnya tersenyum.
"I love you." Ucapku tanpa bisa melepaskan tatapanku darinya.
"I love you." Sahutnya, lalu Aku mencium keningnya dengan perasaan sayang. Diiringi tepuk tangan para tamu undangan.
aku sangat lega, juga bahagia, karena hari ini. Christine resmi menjadi istriku.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm in love with you, doc!
RomanceHidup Christine berubah setelah kemalangan datang bertubi-tubi. Ayahnya yang meninggal dan hutangnya yang menumpuk. Dan hampir saja kehilangan kehormatannya akibat terlalu percaya. Pikiran Aaron tidak bisa berpaling darinya, deja vu yang datang dan...