Extra Part 7

4.2K 143 0
                                    

Back Home

Christine POV
Kami menghabiskan seminggu berikutnya dengan aktivitas menyenangkan seperti snorkling, diving, mengunjungi GWK cultural park yang sukses membuatku ternganga dengan patungnya yang super besar. Pak ketut mengatakan padaku bahwa patung itu jika sudah rampung, akan mengalahkan tingginya patung Liberty di New York. Kami juga mengunjungi pura lain yang berada tepat di ujung selatan pulau ini, pemandangannya begitu memukau, dengan nuansa putihnya batu kapur, dan deburan ombak yang menghantam tebing, membuatku sungguh terkesan. Dan aku mengabadikan moment konyol saat salah satu monyet yang berada di areal pura melarikan topi bisbol yang dipakai Aaron.

"Monyet sialan." Ia masih saja mengumpat walaupun kami sudah kembali ke hotel.

"Sudahlah, nanti aku akan membelikan topi baru untukmu tuan penggerutu." Godaku sambil menepuk-nepuk kepalanya prihatin. Ia hanya mendengus sebagai jawabannya.

Kami sedang menikmati heningnya malam di balkon kamar kami, ketika ponsel Aaron terus bergetar, namun anehnya Ia tak menggubris benda itu sama sekali. Curiga, aku menyambar benda itu, ada puluhan email yang dikirimkan oleh dokter William, salah satu kolega Aaron. Dan dua email dari pihak rumah sakit, memintanya untuk segera kembali.

"Aaron ini.." belum sempat menyelesaikan perkataanku, Ia menyelanya.

"Kita sedang liburan. Jadi biarlah pekerjaan bisa menunggu. Lagi pula masih banyak dokter dengan keahlian yang sama denganku." Ucapnya sambil memelukku dipangkuannya.

"Aaron, kau seorang dokter. Kau disumpah atas profesimu. Kau tidak boleh menelantarkan orang yang membutuhkan bantuanmu." Gumamku sambil mengangkat dagunya dan mengunci matanya lekat.

"Tapi aku ingin kita bisa menikmati waktu berdua saja." Dengusnya dengan malas sambil menciumi jari-jariku, aku menghela nafas panjang, munculah Aaron yang keras kepala.

"Dengar, waktu berdua bisa kita nikmati dimana saja sayang. Kita bisa menghabiskan waktu dirumah, aku juga bisa ikut denganmu bekerja dirumah sakit. Dimanapun itu, kita tidak perlu pergi liburan untuk menikmati moment kita." Ucapku panjang lebar sambil mengelus pipinya. Ia hanya tersenyum lemah.

"Baiklah istriku sayang. Besok kita akan kembali. Sebaiknya kita istirahat." Sahutnya kemudian menggendongku bridal style dan menjatuhkanku lembut di ranjang, lalu Ia menyelimuti kami berdua dan memelukku.

"Good night my Christine." Bisiknya lembut lalu mengecup keningku.
"Good night Aaron." Bisikku sambil menguap dan memeluk dada bidangnya dengan senang hati.
Satu kata yang kurasakan ketika memeluk dada Aaron, hangat dan nyaman

I'm in love with you, doc!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang