Christine POV
Sejak pemakaman ayah 2 minggu lalu, aku jadi sulit tidur. Kadang aku terjaga sampai dini hari. Seperti hari ini. Aku terbangun jam 12 malam dan tidak bisa tidur sampai jam menunjukan pukul 5 pagi. Frustasi, aku beranjak dari tempat tidur dan mandi. Setelah itu aku keluar kamar dan segera menuju ke dapur. Disana aku melihat May sedang sibuk mempersiapkan sarapan.
"Selamat pagi May." Sapaku. "Selamat pagi miss, anda bangun pagi sekali."ucapnya menjawab sapaanku.
"Aku sulit tidur akhir-akhir ini. Jadi aku memutuskan untuk membantumu May. Dan satu lagi, jangan terlalu formal padaku, aku sudah mengatakan padamu alasanku ada disini." Jawabku.
May mengangguk. Lalu mulai memotong sayuran.
"Apa yang kau lakukan?" Sebuah suara mengagetkanku. Ternyata Aaron.
"Ngee.. membantu May memasak?" Jawabku ragu.
Aaron mengerutkan dahinya dan menatapku. "Sudah kubilang berulang kali, kau hanya bekerja jika ku perintahkan. Bukan menjadi asisten rumah tangga. Mengerti?" Ucapnya dengan dingin lalu menarik tanganku kasar dan mendudukkan ku di kursi meja makan. Aku bingung. Sangat bingung. Sudah 2 minggu aku menetap di mansion miliknya, dan sesuai perkataannya, untuk melunasi hutangku, aku harus menjadi pembantu dirumahnya. Tapi setiap kali aku mengerjakan pekerjaan rumah, Ia akan marah dan menyuruhku untuk berhenti.
"Lalu aku harus apa? Jika aku tidak mengerjakan tugas rumah, bagaimana hutangku padamu akan lunas?" Tanyaku bingung.
Dia menoleh padaku dengan tatapan yang menyeramkan. Dia berdiri dan menggebrak meja makan. "Sudah kubilang padamu, kau bekerja jika ku perintahkan! Apa perkataanku kurang jelas?!." Teriaknya.
Aku terisak. "What is wrong with you?!" Ucapku. Air mataku merosot turun, aku bangkit dari tempat duduk dan berlari menuju kamar.Aaron POV
"What is wrong with you?!"
Kata itu terngiang di telingaku saat melihatnya beranjak dari ruang makan dan berlari menuju tangga, namun bukan suaranya yang kudengar. Namun suara gadis kecil yang terisak.
Aku hanya menatap kearah tangga yang kosong.
Aku menggelengkan kepalaku berusaha untuk menghilangkan suara itu. Aku menyeruput kopi yang sudah mulai mendingin dan menyambar roti panggang yang berada disampingnya. Kemudian aku beranjak dari ruang makan dan mengambil tas dan jas putihku lalu berangkat bekerja.
Aku termenung di ruang kerjaku, sampai seseorang mengetuk pintu. Seorang perawat masuk dan mengatakan ada pasien yang harus ku tangani.Christine POV
Aku terbangun dengan mata sembab, aku melihat jam di nakas, sudah menunjukan pukul 12 siang. Aku beranjak dari tempat tidur dan melangkah keluar kamar. Suasana mansion sangat sepi, Jack biasa berdiam di pos keamanan yang terletak disebelah gerbang mansion, dan aku tidak menemukan May dimanapun. Jadi aku memutuskan untuk menjelajahi mansion, karena selama 2 minggu agendaku hanya bangun, makan, mandi, tidur. Aku menjelajahi ruang tamu. Aku pernah kemari sebelumnya, namun tidak menjelajahinya secara detail. Aku melihat beberapa piala penghargaan, juga piagam. Namun mataku terhenti pada sebuah foto dengan figura hitam. Seorang anak laki-laki dengan dasi kupu-kupu berdiri diapit oleh seorang pria dan wanita paruh baya di sisinya. Aku seperti mengenal anak laki-laki itu, namun tidak dengan kedua orang tua itu. Aku melangkah menuju ke dalam sebuah ruangan benuansa klasik, di ruangan itu aku melihat 2 buah rak besar, sebuah sofa menghadap ke perapian. Kutebak ini adalah perpustakaan pribadinya. Aku melihat-lihat koleksi bukunya, beberapa buku kedokteran yang tebalnya membuatku merinding. Perhatianku jatuh pada sebuah buku dengan sampul coklat berjudul "Sherlock Holmes". Aku mengambilnya dan duduk di sofa sembari membacanya. Tak terasa mataku berat dan akupun jatuh tertidur.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm in love with you, doc!
RomanceHidup Christine berubah setelah kemalangan datang bertubi-tubi. Ayahnya yang meninggal dan hutangnya yang menumpuk. Dan hampir saja kehilangan kehormatannya akibat terlalu percaya. Pikiran Aaron tidak bisa berpaling darinya, deja vu yang datang dan...