Walk with me

3.7K 145 1
                                    

Christine POV
Aku mengelap keringat yang menetes dari dahiku. Suasana training centre tampak sepi, hanya ada aku, trainer yang mendampingiku dan seorang pria tua yang sedang berlatih berjalan di sirkuit didampingi trainernya.
Aku sudah menyelesaikan sesi latihanku 10 menit yang lalu. Sudah enam bulan Aku berlatih disini. Ini adalah training centre milik salah satu koleha Aaron.
"Kau menunjukan kemajuan yang pesat miss Ariston. Kemauanmu untuk sembuh sangat besar ya. Itu bagus." Jane, trainer yang mendampingiku melemparkan pujian sambil memberiku sebotol air.
"Thanks, jika aku tidak cepat sembuh, itu akan merugikan Dokter Aaron." Ucapku sambil tersenyum.
"Dokter Aaron sangat perhatian padamu. Ia selalu meminta laporan perkembangan tentang latihanmu sampai detail padaku. Kau pasti wanita yang sangat spesial dalam hidupnya. Dokter Aaron dikenal sebagai the Ice doctor. Dan julukan itu sudah meleleh karenamu." Ocehnya sambil tertawa. Aku hanya bisa tersipu karenanya.
"Jadi selama ini kalian bergosip tentangku ya." Sebuah suara mengagetkan kami.
"Nyatanya kau memang dingin pada semua orang, tapi wanita didepanku ini sekarang sudah mengalihkan duniamu." Ucap Jane sambil meninggalkan kami berdua, dan melempar senyum jahil kearah kami.
Aaron hanya menggelengkan kepala melihat Jane yang berlalu pergi, lalu mendekatiku.
"Hey, sweet heart. Bagaimana latihanmu?" Ucapnya sambil mengecup keningku.
"Jane mengatakan perkembanganku bagus, aku baru mencoba sirkuit berjalan, yah hasilnya lumayan." Jawabku, namun aku tak sanggup melihat wajahnya yang tampan ditambah senyum menawan yang sekarang terpampang didepanku.
"That's my girl. Ayo, kita akan makan malam." Ucapnya sambil mendudukkan ku di kursi roda dan mendorongku keluar.
Jalanan Seattle terasa lenggang, membuat perjalan pulang menjadi singkat. Kami memasuki rumah, namun Aaron mengarahkan kami ke pinggir kolam berenang. Disana sudah ada meja makan lengkap dengan alat-alat makan dan diterangi oleh lilin cantik.
"Tunggulah disini miss Ariston." Ucapnya dan berlalu pergi. Aku menunggu beberapa lama, pikiranku melayang saat tujuh bulan yang lalu, ketika aku diculik oleh wanita yang ternyata adalah adik dokter Ryan. Sejak Ia dipenjara, Ia kehilangan profesinya sebagai seorang dokter dan reputasinya menghilang, membuatnya depresi dan bunuh diri. Aku masih berpikir apakah itu salahku, membuatku kadang merasa sangat bersalah. Lamunanku buyar saat melihat Aaron dan May mendekat dengan membawa 2 porsi makanan dan sebotol wine.
Aaron meletakkan seporsi steak didepanku, dan duduk. May lalu menuangkan wine pada gelas kami berdua.
"Selamat menikmati makan malamnya." Ucap May tersenyum hangat dan pergi meninggalkan kami.
Selama beberapa saat hanya dentingan garpu dan pisau kami yang beradu.
"Sayang, apa yang kau pikirkan?" Tanya Aaron memecah kebisuan kami.
"Tidak, hanya saja aku masih tak percaya kau menyiapkan makan malam sampai serepot ini." Ucapku asal.
"Ini semua karena aku mencintaimu Christine." Sahutnya sambil tersenyum manis. Jawaban itu seketika membuat jantungku berdetak heboh. Ugh.. selalu saja jika Aaron mengeluarkan kalimat semacam itu, tubuhku akan bereaksi dengan hebohnya, kadang aku merasa malu jika sampai Aaron mengetahui kehebohan jantungku ini.
Namun aku melihat Aaron yang sedang gelisah saat ini. Tidak biasanya ia bersikap tidak fokus seperti ini.
"Aaron, is everthing all right?" Tanyaku khawatir.
"Yeah everthing's fine." Jawabnya singkat, namun wajahnya berkata lain. Puncaknya ketika Ia menjatuhkan garpunya secara tidak sengaja, garlu itu jatuh didekat kursi rodaku.
Baru saja aku ingin mengambilkannya, Aaron dengan cepat menunduk. Tapi bukan untuk mengambil garpu itu, kulihat sekarang Ia berlutut didepanku, memperlihatkan sebuah kotak hitam kecil dengan cincin didalamnya.
"Christine, aku tahu pada awal kita bertemu, bodohnya aku tak menyadari bahwa kaulah tambatan hatiku. Sekarang aku tidak bisa menunggu lama lagi, karena aku hanya ingin menghabiskan waktuku bersamamu selamanya. Christine Melody Ariston. Will you marry me?" Ucapnya sambil tersenyum kearahku.
God. Aku tidak tahu harus berkata apa.

 Aku tidak tahu harus berkata apa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
I'm in love with you, doc!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang