Lost my step

4.7K 192 0
                                    

Author POV
Christine berjalan dengan santai sambil menggendong tas gitarnya, jalan ini biasa Ia lewati saat akan menuju tempatnya bekerja. Melewati taman, beberapa toko barang antik, sampai akhirnya sampai di Cafe dengan gaya arsitektur klasik Modern. Ia biasa bekerja dari pukul 4 sore sampai 10 malam.
Malam ini Ia mengakhiri lagu terakhirnya bersama ke 3 rekannya, saat sedang membereskan peralatannya, Sudut matanya menangkap di kegelapan malam diluar cafe, seseorang sedang mengawasinya, walaupun hanya penerangan lampu jalan yang membantunya menerawang melewati plat kaca Cafe, namun Ia yakin seseorang sedang berdiri di sudut bangunan itu.
"Hey Christine, kau ikut minum atau tidak?" Ucapan Jerry membuyarkan pengamatan itu. Dan segera menoleh kearah Jerry.
"Tentu saja, aku baru saja selesai membereskan gitarku." Katanya seraya menenteng tas gitarnya dan segera bergabung di meja tempat rekan-rekannya sedang menikmati minum mereka.

Christine tiba dirumah pukul 11 malam, rasa takut akan apa yang dilihatnya tadi membuatnya melangkah 3 kali lebih cepat dari biasanya.
"Hey, ada apa denganmu? Kau terlihat kacau Tine." Ucap Sophie bingung dengan keadaan sahabatnya itu.
"Entahlah, sepertinya tadi ada yang mengikutiku." Jawab Christine sambil menaruh gitarnya.
"Maksudmu?" Tanya Sophie yang mulai penasaran.
"Tadi saat aku selesai bekerja, aku yakin aku menangkap siluet seseorang dari seberang bangunan sedang mengamati kearah Cafe, dan saat aku pulang juga. Entah aku yang terlalu paranoid atau apa." Christine mulai bercerita sambil sesekali bergidik.
"Jangan-jangan yang menguntitmu itu adalah vampire. Dan Ia menargetkanmu menjadi santapannya." Jawab Sophie dengan wajah serius yang dibuat-buat.
Christine yang sadar sedang dikerjai, memukul wajah Sophie dengan bantal sofa.
"Aku serius, aku sangat takut, siapa tau itu penjahat, atau bahkan lebih buruk, predator wanita?" Ketakutan Christine mulai memuncak.
"Tidak mungkin, kau tahu wilayah ini adalah wilayah teraman di New Orleans" ucap Sophie menenangkan.
"Kurasa kau benar, aku lelah, aku mau tidur." Jawabnya sembari menguap.
"Good night." Ucap Sophie dan melambai kearah Christine.

Christine POV
Pagi ini aku sudah siap untuk bekerja, setelah memakan roti panggang yang kubuat, aku langsung melesat bekerja, kali ini aku bekerja di toko mainan The Litle Toy Shop. Aku berjalan melewati persimpangan jalan, jalan itu sangat sepi karena ini masih terhitung sangat pagi. Namun tiba-tiba kudengar suara klakson keras dari arah belakang dan sebuah benda keras menghantam tubuhku dari arah belakang dengan cepat. Aku tidak merasakan, mendengar atau melihat apapun. Seluruh pengelihatanku buyar menjadi putih, dan kurasakan tubuhku melayang dan menghantam lampu jalan dengan keras. Pandanganku kabur dan kurasakan cairan merah mengalir dari kepalaku sebelum semua pandanganku menjadi gelap.

Aaron POV
"Baiklah Tuan, minumlah obat yang sudah kuresepkan ini dan istirahatlah. Lalu anda harus rajin menghandiri janji temu untuk berlatih." Kataku pada pasien yang ada di depanku.
"Baik dokter, terimakasih. Kami permisi." Jawab wanita yang menemani pasienku itu.
"Silahkan." Jawabku
Ponselku bergetar menampakkan sederet nomor asing. Aku menekan tombol answer.
"Hallo?" Tanyaku
"Dokter Aaron, kau harus segera kemari. Chriss.. Christine." Jawab suara dari seberang. Suaranya terdengar bergetar.
"Hallo, apa maksudmu? Siapa ini? Ada apa dengan Christine." Tanyaku mulai khawatir.
"Aku Sophie. Ka-kau harus segera ke New Orleans sekarang. Christine mengalami kecelakaan!!" Suaranya mulai terdengar seperti tangisan.
"Apa? Bagaimana bisa terjadi?!! Baiklah aku akan segera kesana." Jawabku panik.
Setelah Sophie memberitahu rumah sakit tempat Christine dirawat, aku segera mematikan ponsel dan bergegas menuju New Orleans.
Pikiranku berkecamuk sepanjang perjalanan. Rasanya ingin segera sampai. Perjalanan 3 jam ini adalah perjalanan yang paling lama yang pernah ku rasakan.

Aku sampai di Bandara Pukul 7 malam dan langsung menuju Rumah sakit. Sesampainya disana aku melihat Sophie yang terduduk lesu di depan ruang operasi. Aku duduk disebelahnya.
"Sebenarnya bagaimana ini bisa terjadi?" Tanyaku. Perasaanku benar-benar kacau.
" A-aku tidak tahu. Polisi meneleponku dan mengatakan bahwa Christine.. Christine.." Sophie tidak dapat melanjutkan kata-katanya karena tangisnya kembali pecah.
Aku merangkulnya untuk menguatkannya. Namun aku pun ingin sekali menangis karena aku takut sesuatu yang buruk terjadi pada Christine.

I'm in love with you, doc!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang